GridHITS.id - Baru-baru ini heboh kabar seorang guru ngaji tega melakukan tindakan tak pantas pada anak didiknya.
Peristiwa miris tersebut terjadi di Jawa Barat dan dilakukan oleh pria bernama Herry Wirawan.
Pria 36 tahun tersebut melecehkan 12 santriwati bahkan sebagian besar dari mereka telah memiliki anak.
Sebagian besar siswi berasal dari daerah Garut.
Pihak keluarga korban pun lantas kecewa dengan tabiat buruk Herry Wirawan tersebut.
Bahkan rasa kecewa juga dirasakan oleh Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut, Diah Kurniasari Gunawan.
Ia tahu betul bagaimana amarah orangtua siswa yang putrinya dilecehkan oleh guru ngajinya sendiri di Cibiru, Bandung, Jawa Barat.
Diah menyaksikan seperti apa pertemuan para santriwati tersebut dengan para orangtua usai jadi korban pelecehan.
"Rasanya bagi mereka mungkin dunia ini kiamat, ada seorang bapak yang disodorkan anak usia empat bulan oleh anaknya, semuanya nangis," kenang Diah.
Seperti dimuat Tribunnewsmaker, peristiwa pilu itu terjadi saat dirinya mengawal pertemuan para orang tua dengan anak-anaknya di kantor P2TP2A Bandung, setelah dibawa keluar dari lingkungan pondok pesantren oleh penyidik Polda Jabar.
Selain dibuat bingung dengan kenyataan yang ada orangtua juga khawatir dengan masa depan anak-anaknya.
Bahkan kekhawatiran terhadap reaksi para tetangga pun menjadi permasalahan bagi orangtua.
Imbas kasus keji ini, Diah sebagai pihak P2TP2A juga merasa marah dengan apa yang terjadi.
Bahkan pihak dinas terkait sempat menawarkan bantuan pada siswa dan orangtua untuk merawat bayi.
Dari P2TP2A sendiri bersedia untuk merawat bayi hasil pencabulan Herry Wirawan.
Apalagi diketahui jika sebagian besar siswa memang berasal dari orangtua yang kurang mampu.
Mereka, kebanyakan adalah buruh harian lepas, pedagang kecil dan petani yang tadinya merasa mendapat keuntungan anaknya bisa pesantren sambil sekolah gratis di pesantren tersebut.
"Alhamdulillah, yang rasanya mereka (awalnya) tidak terima, namanya juga bayi, cucu darah daging mereka, akhirnya mereka rawat, walau saya menawarkan kalau ada yang tidak sanggup, saya siap membantu," katanya.
Niat menuntut ilmu justru menjadi korban kekejian sang guru, santriwati pun sampai ada yang melahirkan sampai 2 kali.
"Saya nengok ke sana (rumahnya), menawarkan (bantuan) kalau enggak sanggup merawat, ternyata mereka tidak ingin dipisahkan anaknya, dua-duanya perempuan," kata Diah.
Korban-korban dari Herry Wirawan ini bahkan sebagian besar masih berada di bawah umur.
Bahkan ada juga yang baru berusia 14 tahun dan melahirkan pada bulan November kemarin.
Meski sempat ditawarkan bantuan untuk mengurus, pihak keluarga mau untuk mengasuhnya.
"Setidaknya, mereka sudah menerima takdir ini, nanti saya berencana mau nengok juga ke sana," katanya.