Jangan Parno tapi Tetap Waspada, Varian Omicron Diduga Sudah Masuk dan Menyebar di Indonesia, Kenali Gejalanya

Senin, 06 Desember 2021 | 23:14
iStockphoto/Thomas Faull

Ilustrasi temuan kasus Covid-19 varian Omicron.

GridHITS.id - Ada kabar tak terduga dan tak sedap,Virus corona varian Omicron diduga sudah masuk dan menyebar di Indonesia.

Kabar ini jelas mengejutkan karena betapa cepatnya virus corona ini menyebar.

Namun, isu itu bukan isapan jempol karena disampaikanWakil Direktur Pendidikan dan Penelitian sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto.

Semua itu diungkapkannya melalui postingan Facebook pribadinya, Senin (6/12/2021).

Untuk itu, pemerintah sudah melakukan berbagai pengetatan di berbagai sektor.

Termasuk pengetatan saat liburan Natal dan Tahun Baru.

Semua itu dilakukan demi menghambat penyebaran kasus omicron.

Baca Juga: Virus Corona Varian Omicron Jadi Ancaman Baru bagi Indonesia, Simak Baik-baik Ini Sederet Upaya Pemerintah Dalam Melakukan Pencegahan

"Pendapat saya (varian Omicron) sudah (masuk Indonesia). Laporan awal itupun sebenarnya kasusnya sudah terjadi setidaknya 2 pekan sebelumnya," ungkap Tonang.

Dr Tonang duga varian omicron sudah masuk dan menyebar di tanah air

Foto : Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto

Meski menduga varian Omicron telah masuk Indonesia, Tonang menyebut yang terkena hanya mengalami gejala ringan, bahkan tanpa gejala.

"Sehingga tidak terdeteksi dan tidak terlaporkan," ungkapnya.

Tonang mengungkapkan, Indonesia tidak memiliki data yang mendekati akurat, karena jumlah tes yang masih kurang.

"Tapi prevalensi antibodi, dari infeksi alami, vaksinasi maupun hybrid infeksi-vaksinasi, sudah relatif tinggi setelah melewati Juli kemarin," ungkapnya.

Selain itu, angka cakupan vaksinasi Indonesia juga sudah di angka sekitar 36,37 persen dari seluruh penduduk.

Target 40 persen penduduk sudah tervaksin di akhir 2021 pun disebut Tonang bisa tercapai bila kecepatan harian stabil.

"Dengan tetap mempertahankan prokes disiplin, ini bekal berharga kita melawan gempuran Omicron."

Baca Juga:Kasus Aktif Virus Corona di Indonesia Terus Menurun dengan Drastis, Status Pandemi di Tanah Air Baru Dicabut Bila Penuhi 4 Kriteria Berikut Ini, Sebentar Lagi?

"Baik karena yang terkena cenderung ringan, tapi juga penyebarannya tidak leluasa karena sudah banyak yang memiliki antibodi," ungkap Tonang.

Tonang mengungkapkan, antibodi masyarakat dari infeksi alami pada bulan Juli sudah menurun.

"Hanya paparan omicron cenderung tidak menimbulkan gejala berat, laporannya gejala ringan, sehingga diharapkan memicu antibodi kembali meninggi."

"Dengan demikian, dugaan saya, Omicron sudah ada, sudah mulai menyebar di Indonesia," ungkap Tonang.

Alasan Belum Teridentifikasi

Tonang menjelaskan faktor yang menyebut belum teridentifikasinya varian Omicron di Indonesia.

Alasan pertama, sebagian besar kasus karena Omicron tanpa atau hanya gejala ringan, sama seperti yang dilaporkan Afrika Selatan dan sejumlah negara lain.

"Kedua, jumlah test PCR kita di bawah ambang. Memang rata-rata tes kita dilaporkan antara 180-200 ribu per hari."

"Tapi yang banyak itu tes antigen, sekarang PCR tinggal sekitar 15 persen saja dari total tes. Rata-rata sekitar 30 ribu per hari. Padahal minimal 39 ribu per hari."

Baca Juga:Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Tubuh? Inilah Jawabannya

"Itu minimal. Itu juga dengan syarat merata. Sayangnya, 40-50 persen dari jumlah PCR itu di Jakarta saja. Sisanya dibagi 33 provinsi lainnya," urai Tonang.

Tonang menjelaskan, meski tes antigen masih bisa mendeteksi Omicron, namun tes antigen baru positif bila viral load tinggi.

Kalau sudah menurun, Tonang menyebut PCR yang tepat untuk mendeteksi varian Omicron.

Imbauan untuk Masyarakat

Lebih lanjut, Tonang menilai masyarakat harus tetap mencegah penularan Covid-19.

"Kalaupun benar Omicron sudah ada di Indonesia, atau ternyata belum ada, tetap saja jawabannya satu, harus dicegah penyebarannya," tekannya.

Tonang juga meminta masyarakat waspada bila kasus melonjak tinggi, maka risiko kematian akan besar.

"Risikonya akan membesar bila jumlah kasusnya melonjak tinggi, melampaui kemampuan sistem pelayanan kesehatan, seperti terjadi di bulan Juli kemarin."

"Maka kita tetap harus cegah, jangan sampai penyebarannya tidak terkendali," ungkap Tonang.

Ia juga meminta masyarakat terus berhati-hati sampai pandemi Covid-19 benar-benar telah terkendali.

Baca Juga:Sudah Masuk ke Indonesia, Ini Fakta Virus Corona Varian Delta Plus: 'Lebih Berbahaya, Lebih Cepat Menginfeksi dan Lebih Potensial Menyerang Paru-paru'

"Khusus Omicron, sampai terlaporkan bahwa tidak ada lagi laporan kasus dari tempat lain. Apalagi di Indonesia sendiri."

"Jadi, tetap semangat, jangan resah, jangan gegabah," ungkap Tonang.

Diketahui, virus corona varian Omicron dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan.

Saat ini, sejumlah negara telah mengonfirmasi kasus Covid-19 varian Omicron, seperti Australian, Malaysia, dan Singapura.

Baca Juga:Mendadak Anang Hermansyah Pernah Meradang Dengar Kelakuan Aurel Hermansyah Semasa Kecil yang Seperti Ini, 'Ya Nggak Mungkin'

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Varian Omicron Diduga Sudah Masuk dan Menyebar di Indonesia

Editor : Saeful Imam

Baca Lainnya