Dulu Rela Mati-matian Perang dan Korbankan Nyawa Demi Bisa Merdeka, Kini Ratusan Warga Timor Leste Berbondong-bondong Masuk ke Indonesia Lewat Jalur Tikus, ada Apa?

Sabtu, 11 September 2021 | 08:31
Tribunnews

Warga Timor Leste berbondong-bondong masuki wilayah Indonesia demi ini

GridHITS.id - Masih segar dalam ingatan kita saatpropinsi termuda di Indonesia keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dialah Timor-timor yang21 tahun lalu menyatakan berpisah dari Indonesia dan merdeka.

Ada kabar,keinginan berpisah itu karena ada janji dana abadi ratusan triliun yang akan cair dan dibuat untuk pembangunan Timor Leste.

Celakanya, harapan itu seolah menjadi janji palsu belaka.

Bahkan, pendiri Timor Leste mengatakan,Timor Leste akan menjadi negara mati 10 tahun lagi.

Timor Leste menyatakan keinginan untuk merdeka bermula pada31 Agustus 1999, saat negara kecil itu mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk memilih melepaskan diri atau tetepa bersama Indonesia.

Opsi merdeka sempatdidukung langsung olehPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca Juga:Dulu Sombong Bisa Jadi Negara Maju dan Ngotot Berpisah dari Indonesia, Setelah 20 Tahun Timor Leste Malah Melarat Bahkan Berisiko Bangkrut

Opsi itu dipilih untuk mengakhiri konflik berkepanjangan, serta memberi jalan bagi Timor Leste lepas dari Indonesia.

Sayang, usai merdeka kondisi Timor Leste semakin memprihatinkan.

Timor Leste yang dulunya bernama Timor Timur pernah menjadi bagian dari Indonesia.

Namun, provinsi ke-27 itu resmi memisahkan diri dari Indonesia pada 20 Mei 2002 atau pasca refrendum.

Adapun untuk mencapai kemerdekaan kala itu, terjadi pertumpahan darah di sana.

Kini hampir dua dekade berlalu, mendadak ratusan warga Timor Leste justru masuk ke Indonesia. Apa apa?

Melansir Intisari Online dari Kompas.com pada Jumat (3/9/2021), ratusan warga Timor Leste dilaporkan masuk Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka masuk ke Indonesia melewati "jalur tikus" di sepanjang perbatasan Belu-Timor Leste sering digunakan untuk aktivitas ilegal.

Siprianus Berek (45) tokoh pemuda Atambua mengatakan "jalur tikus" sering digunakan untuk berbagai kegiatan.

Baca Juga:Krisdayanti Rayakan Ulang Tahunnya yang ke-46 Sendirian, Dini Hari Raul Lemos Lakukan Hal Ini di Timor Leste, Mantan Istri Anang Hermansyah: ‘Harus Legowo’

Seperti menyeludupan barang-barang antar negara mulai dari sepeda motor, sapi, minyak tanah, bensin, hingga barang elektronik.

Akan tetapi kini aktivitas ilegal itu kini tidak seramai dulu.

Berek menyampaikan ramainya jalur tikus tersebut dipicu karena warga antar kedua negara yang masih berkerabat.

Banyak warga Belu, Malaka, hingga Timor Tengah Utara memiliki adat, budaya dan tradisi yang sama dengan warga Timor Leste.

Contoh warga Timor Leste bernama Agustinho da Cruz (27), masuk ke Malaka secara ilegal.

Sebab ia memiliki istri warga Malaka dan telah memiliki seorang anak.

"Agustinho nekat masuk secara ilegal dengan alasan ingin menjadi warga negara Indonesia, mengikuti istrinya," kata Berek.

Apa tujuan mereka datang ke Indonesia?

Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur Ajun Komisaris Besar Rishian Krisna Budhiaswanto di Kupang, Rabu (11/8/2021), mengatakan mereka datang untuk kepentingan pengukuhan menjadi anggota perguruan silat.

Sebab pemerintah Timor Leste tidak mengizinkan kegiatan bela diri pencak silat dan sejenisnya.

Baca Juga: Dulu Koar-koar Ingin Keluar Indonesia, Kini Warga Timor Leste Berurai Air Mata di Depan Tentara Australia hingga Ungkap Pernyataan Mengejutkan: 'Lebih Baik Mati di Tempat Lain Ketimbang Hidup di Negara Sendiri'

Alhasil anak-anak muda itu datang ke Persaudaraan Setia Hati Terate di Atambu.

Padahal jarak Atambua-Dili sejauh 60 kilometer atau 5 km dari perbatasan Motaain-Batugade.

Akan tetapi mereka kemudian menetap di Atamabua tanpa dokumen keimgrasian.

"Saat diperiksa, mereka tidak memiliki dokumen keimigrasian,"katanya.

Karena mereka masuk secara ilegal sehingga harus dideportasi.

Sebab menurut Dandim 1605 Belu, Letkol (Inf) Wiji Untoro, negara Indonesia belum menyiapkan wadah resmi bagi mereka.

Pada akhirnya, sebanyak 705 warga negara asing Timor Leste dideportasi melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur selama bulan Agustus 2021 ini.

Baca Juga: Bikin Heboh Usai 21 Tahun Silam Bangga Bisa Lepas dalam Referendum Konflik Berdarah, Kini Timor Leste Mengemis Uluran Tangan Indonesia, Xanana Gusmao: 'Sekarang Kami Tidak Punya Apa-apa'

Tag

Editor : Saeful Imam