GridHITS.id -Baru-baru ini muncul kabar jika Swab Anal mulai diterapkan di China untuk mendeteksi virus Corona.
Lebih lanjut, muncul pula pertanyaan terkait benarkah Swab Anal lebih efektif dari Swab Covid-19 lewat hidung.
Seperti diketahui bersama jika hingga saat ini Virus Covid-19 masih mewabah dan menjadi pandemi di seluruh penjuru dunia.
Yang mencengangkan, kini China menerapkan metode baru dalam mendeteksi virus corona penyebab Covid-19.
Chinamengambil sampel dari anus seseorang atau disebut juga anal swab test/swab anal, untuk mendeteksi adanya jejak aktif virus corona.
Dikeyahui jikaswab anal untuk mendeteksi Covid-19 telah mulai dilakukan kepada warga negara China yang tinggal di Beijing.
Kebijakan baru China untuk melakukan tes swab melalui lubang dubur ternyata juga turut mengejutkan warga China.
Sebelumnya, disebutkan jika metode Swab Anal lebih efektif dari Swab Covid-19 lewat hidungdan tenggorokan.
“Menerapkan tambahan tes swab anal bisa meningkatkan tingkat deteksi penularan dan mengurangi salah diagnosis,” kata Li Tongzeng, Wakil Direktur bidang penyakit menular dan pernapasan You'an Hospital Beijing, dikutip dari abc.net.au yang dikutip GridHITS dari KompasTV.
Para ilmuwan China menyebut, swab anal lebih cocok bagi pengidap Covid-19 tanpa gejala atau pasien Covid-19 yang tak lagi merasakan gejala pernapasan.
Berdasarkan informasi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China, tes tersebut dilakukan dengan cara memasukkan kapas yang direndam air garam sekitar 3 sampai 5 sentimeter ke dalam anus untuk mengambil sampel kotoran.
Sampel kotoran tersebut kemudian diuji untuk menemukan adanya jejak aktif dari virus corona SARS-CoV-2.
Metode tersebut diklaim memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibanding swab test pada hidung atau tenggorokan.
Akan tetapi, beberapa orang yang telah mengikuti tes tersebut mengaku merasa tidak nyaman dengan metode tersebut meskipun Swab Anal lebih efektif dari Swab Covid-19 lewat hidung.
Melansir Global Times, Sabtu (23/1/2021), Li Tongzeng, Wakil Direktur Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit You'an Beijing,buka suara terkait hal ini.
Menurutnya penelitian telah menunjukkan bahwa virus corona bertahan lebih lama di dalam anus atau kotoran dibanding pada sampel yang diambil dari saluran napas bagian atas.
Virus diketahui bertahan hidup di tenggorokan pasien hanya selama tiga hingga lima hari, sehingga memungkinkan beberapa tes memberikan hasil negatif palsu (false negative).
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Swab Anal untuk Deteksi Covid-19 di China, Bagaimana Cara Kerjanya?