GridHITS.id - Belum usai Covid-19 di Tanah Air, kini masyarakat dikejutkan dengan penemuan varian baru virus corona di Inggris.
Seperti kita ketahui bersama jika hingga saat ini virus Covid-19 masih mewabah dan menjadi pandemi di Tanah Air.
Terbaru, dikabarkan jika ada varianbaru dari virus corona SARS-CoV-2 telah diidentifikasi di Inggris bagian tenggara.
Disebutkan jika varian baru penyebab penyakit Covid-19 itu diberi nama "VUI-202012/01".
Varian baru virus corona disebut bisa menyebar dengan lebih cepat di beberapa bagian wilayah negara Inggris.
Hingga 13 Desember 2020, telah terkonfirmasi setidaknya 1.108 kasus dengan varian ini yang telah diidentifikasi di wilayah Inggris bagian selatan dan timur.
Meski belum ada bukti bahwa strain ini berdampak pada keparahan penyakit, respons antibodi, atau pengaruhnya pada kemanjuran vaksin, kasus yang disebabkan varian baru terus meningkat.
Ini perkembangan seputar temuan varian baru virus corona di Inggris yang telah diketahui sejauh ini.
Epidemiolog Indonesia di Griffith University Dicky Budiman mengatakan, mutasi dari virus merupakan suatu hal yang normal dan lumrah terjadi.
Hanya saja, menurutnya mutasi virus tersebut tidak seharusnya berjalan dengan secepat ini.
"Umumnya itu 2-3 kali mutasi dalam satu bulan, nah yang terjadi di Inggris ini 17 kali kecepatan mutasinya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/12/2020).
Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Riset dan Teknologi, Amin Soebandrio juga turut menanggapi kabar adanya varian baru Covid-19 ini.
Menurutnya, masyarakat Indonesia tak bisa mencegah orang dari Inggris saja, karena sudah ada beberapa negara yang melaporkan mendeteksi strain baru virus itu.
"Jadi kalau kita mau menutup penerbangan dari semua negara, Indonesia tentu juga yang akan terdampak. Yang bisa kita lakukan adalah screening atau setidaknya surveilance," ujarnyayang dikutip dari Kompas.com,Jumat (25/12/2020).
Amin mengatakan screening dilakukan dengan memeriksa orang-orang yang masuk dari negara-negara yang terdampak.
Selain itu perlu juga melihat kasus-kasus orang yang sakit kemudian terinfeksi lagi, orang yang mengalami Covid-19 lama atau long Covid.
"Belum kita belum melakukan screening. Itu tidak bisa diterapkan langsung, harus dilihat kesiapan di lapangan, di laboratorium dan sebagainya," katanya.
Sejauh ini, imbuhnya varian virus itu diketahui lebih menular daripada virus aslinya namuninformasi lainnya seperti seberapa mematikan dan lainnya masih belum pasti.
"Waspada pasti, setiap ada perubahan di virusnya tentu kita harus mewaspadai, tapi belum tentu mutasi-mutasi virus itu menyebabkan ada perubahan signifikan di virusnya," pungkasnya.
Sementara itu, WHO mendesak anggotanya di Eropa untuk meningkatkan tindakan melawan varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang beredar di Inggris.
Mereka juga mendesak seluruh anggotanya untuk mengamati virus corona varian baru tersebut dan berbagi data mengenai hal itu dengan komunitas internasional.
WHO menduga strain baru virus corona tersebut dapat menyebar lebih mudah di antara orang-orang dan mempengaruhi tes diagnostik.
Masih diselidiki, disebutkan belum ada bukti yang menunjukkan adanya perubahan pada tingkat keparahan penyakit.
Meski begitu, masyarakat Tanah Air sebaiknya tetap waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul:Varian Baru Virus Corona Ditemukan, Bagaimana Pencegahannya agar Tidak Sampai ke Indonesia?danYang Diketahui Sejauh Ini soal Temuan Varian Baru Virus Corona di Inggris