Varian Baru Covid-19 dari Inggris Sudah Masuk AS, Epidemiolog Peringatkan Kemungkinan Lonjakan Kasus: Ini akan Jadi Beban Besar Layanan Kesehatan
GridHITS.id - Epidemiolog beriperingatan kemungkinan lonjakan kasus setelah varian baru Covid-19 dari Inggris masuk AS.
Nampaknya masyarakat harus dikejutkan dengan kabar munculnya varian baruCovid-19 di Inggris.
Pasalnya, varian baru virus corona disebut bisa menyebar dengan lebih cepat di beberapa bagian wilayah negara Inggris.
Kasus varian virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris telah diidentifikasi di New York, Amerika Serikat.
Dikutip dari Independent (5/12/2021), kepastian kasus mutasi virus corona yang dinilai lebih menular telah sampai ke Amerika Serikat disampaikan Gubernur New York Andrew Cuomo, Senin (4/12/2021).
Varian Covid-19 ditemukan pada seorang pria berusia 60-an di Saratoga County yang tidak pernah bepergian.
Tiga orang lain yang terkait dengan toko perhiasan tempat dia bekerja juga memiliki hasil tes positif, meskipun tidak jelas apakah mereka juga dinyatakan positif untuk varian tersebut.
Tidak sebabkan Covid-19 lebih parah
Varian SARS-CoV-2 ini dinilai lebih menular tetapi diyakini tidak lebih mematikan atau resisten terhadap upaya vaksin Covid-19 saat ini.
Sebelumnya dilansir Financial Times, (20/12/2020), penasihat medis senior Kesehatan Masyarakat Inggris, Susan Hopkins, mengatakan hal itu menunjukkan bahwa varian baru tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan kematian.
Tetapi para peneliti Public Health England menegaskan bahwa B.1.1.7, varian virus baru yang menyebar di Inggris, lebih menular.
Apa yang berbahaya dari varian baru virus corona?
Picu lonjakan kasus Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan mutasi yang tercatat di UK dan South Africa sejauh ini tidak ditemukan membuat penyakit Covid-19 menjadi lebih parah.
"Namun harus diketahui bahwa meski tidak membuat parah ketika satu virus baru ini bisa menular lebih efektif, lebih cepat, itu artinya kasus orang sakit bisa berkali-kali lipat," katanya pada Kompas.com, Sabtu (2/12/2021).
Varian baru virus corona ini menurut Dicky bisa membuat kasus Covid-19 bertambah 3-5 kali lipat dari sebelumnya.
Artinya, potensi orang yang memerlukan perawatan ICU rumah sakit, akibat orang yang memiliki faktor risiko lebih mudah terinfeksi juga makin besar.
"Ini akan menjadi beban besar bagi layanan kesehatan yang pada gilirannya akan meningkatkan kematian karena orang yang membutuhkan layanan kesehatan nggak kebagian. Nah ini yang ditakutkan," ujarnya.
Dicky juga mengungkapkan, bahkan sebetulnya angka penularan yang besar walaupun tidak membuat keparahan lebih besar itu yang paling ditakutkan dari sisi epidemiologi.
Tentang mutasi virus corona Sebelumnya, penelitian oleh Public Health England menunjukkan varian baru dari virus corona yang ditemukan di Inggris tidak menyebabkan Covid-19 yang lebih parah dari varian lain.
Melansir Reuters, (30/12/2020), dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan 1.769 orang yang terinfeksi dengan varian baru dengan apa yang mereka gambarkan sebagai virus "tipe liar".
Kedua kelompok dicocokkan 1:1 berdasarkan usia, jenis kelamin, daerah tempat tinggal dan waktu pengujian. Dari 42 orang yang dirawat di rumah sakit, 16 terinfeksi varian baru sementara 26 kasus memiliki infeksi tipe liar, menurut penelitian.
Terkait kematian, ada 12 kematian dalam kasus varian virus corona dibandingkan dengan 10 kematian pada kasus tipe liar.
"Hasil awal dari studi kohort tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam rawat inap dan kasus kematian 28 hari antara kasus dengan varian dan kasus pembanding tipe liar," kata studi tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Varian Covid-19 Inggris Ditemukan Sampai di AS, Ini Kata Epidemiolog