Kenali Sejak Awal Tanda-tanda Dellirium, Gejala Baru Covid-19 yang Merupakan Gangguan Mental Serius

Minggu, 13 Desember 2020 | 06:00
www.freepik.com

Kenali Sejak Awal Tanda-tanda Dellirium, Gejala Baru Covid-19 yang Merupakan Gangguan Mental Serius

GridHITS.id - Baru-baru ini muncul gejala baru Covid-19 yang disebut dengan Delirium pada awal November 2020.

Disebutkan pulabahwa delirium menjadi salah satu gejala baru yang muncul pada penderita Covid-19.

Diketahui jika Delirium adalah gangguan mental serius yangdapat menyebabkan penderita mengalami kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran terhadap sekitar.

Baca Juga: Sangat Berhati-Hati dengan Covid-19, Melaney Ricardo Ungkap Riwayat Kesehatan Sampai Penyakit yang Diidap Anaknya

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Baru Tiba di Indonesia dengan Harga Mulai Rp 200 Ribu, Siapa yang Akan Pertama Kali Mencobanya?

Deliriumdisebabkan perubahan yang cepat dalam fungsi otak yang terjadi bersamaan dengan penyakit mental atau fisik.

Akibatnya, penderitaganguan mental tersebut akan mengalami kesulitan dalam berpikir, mengingat, berkonsentrasi, atau tidur.

Meski Delirium bersifat sementara, namun bisa menjadi menakutkan bagi orang-orang di sekitarnya.

Melansir dari Healthline, Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan di JAMA Neurology menemukan bahwa gejala neurologis Delirium hampir muncul 40 persen pada pasien COVID-19 di Wuhan, Cina.

Studi tersebut menunjukkan sepertiga hingga lebih dari 80 persen pasien ICU mengalami delirium selama mereka tinggal.

Meskipun COVID-19 secara khusus menargetkan paru-paru, kerusakan yang ditimbulkannya dapat mencakup organ utama lainnya, terutama otak.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Baru Tiba di Indonesia, Ini Kisaran Harganya Jika Dibandingkan Vaksin Virus Corona Lainnya

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sudah Tiba di Indonesia, dr Reisa Bocorkan Siapa Saja yang Akan Langsung Dapat Vaksin: 'Prioritas Say'

“Banyak pasien COVID-19 telah dilaporkan memiliki gejala neurologis, seperti sakit kepala, kebingungan, kejang, dan bahkan stroke,” kata Dr. Halim Fadil, ahli saraf dan spesialis gangguan gerakan di Texas Health Arlington Memorial Hospital, yang dikutip dari Healthline.

“Delirium adalah perubahan kesadaran dan kognisi yang akut dan berfluktuasi,” jelas Fadil.

Sama dengan Fadil,Dr. Kevin Conner, ahli saraf di Texas Health Arlington Memorial Hospital. dan Grup Dokter Kesehatan Texas juga menyampaikan hal serupa.

"Pasien dengan delirium mungkin mengalami halusinasi pendengaran, halusinasi visual, disorientasi ruang dan waktu, agitasi, agresi, tingkat kesadaran yang berfluktuasi, dan gangguan siklus tidur-bangun," kata Dr. Kevin Conner yang dilansir dari Healthline.

Dijelaskan bahwa hal itumenyebabkan penumpukan karbondioksidasehinggamenyebabkan gangguan metabolisme, kebingungan, dan mengantuk.

Menurut Conner, pasien dengan delirium juga dapat mengalami kesulitan memori dan ucapan yang tidak teratur.

Baca Juga: Sampai Rela Keuangan Bulan Ini Boros, Hobi Baru Kirana Larasati Ini Ternyata Baik Untuk Kesehatan Mental

Baca Juga: Andrea Dian Bagikan Caranya Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19, Istri Ganindra Bimo Curhat: Kita yang Menentukan!

Melansir dari Mayo Clinic, berikut tes untukmengetahui tanda-tanda dan identifikasi kemungkinan faktor penyebab Delirium:

1. Penilaian status mental

Pertama, seorang dokter akan mulai dengan menilai kesadaran, perhatian dan pemikiran bagi pasien.

Hal ini dapat dilakukan secara informal melalui percakapan, atau dengan tes atau pemutaran yang menilai keadaan mental, kebingungan, persepsi dan memori.

2. Ujian fisik dan neurologis

Kedua, dokter melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa tanda-tanda masalah kesehatan atau penyakit yang mendasari.

Pemeriksaan neurologis - memeriksa penglihatan, keseimbangan, koordinasi, dan refleks - dapat membantu menentukan apakah stroke atau penyakit neurologis lain yang menyebabkan delirium.

3. Tes lainnya

Ketiga, dokter mungkinakan mengambil tesdarah, urin, dan tes diagnostik lainnya.

4. Tes pencitraan otak

Tes ini dapat digunakan ketika diagnosis tidak dapat dibuat dengan informasi lain yang tersedia.

Tujuan pertama pengobatanini adalah untuk mengatasi penyebab atau pemicu yang mendasari - misalnya, dengan menghentikan penggunaan obat tertentu, mengatasi ketidakseimbangan metabolisme, atau mengobati infeksi.

Jika Andaatau anggota keluarga mengalami delirium, sebaiknya segera bicarakan dengan dokter untuk menghindari atau meminimalkan penggunaan obat-obatan yang dapat memicu delirium.

Obat-obatan tertentu mungkin diperlukan untuk mengendalikan rasa sakit yang menyebabkan delirium.

Jenis obat lain dapat membantu menenangkan orang yang mengalami agitasi atau kebingungan parah atau yang salah menafsirkan lingkungan dengan cara yang menyebabkan paranoia parah, ketakutan, atau halusinasi.

Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Usia Muda Bisa Kena Ancaman Kematian Serangan Jantung! Ini Gejala dan Penyebab Pembengkakan Jantung yang Jarang Diketahui

Baca Juga: Kenali Gejala Penyakit Jantung Bengkak Kardiomegali dan Penyakit Katup Jantung, Apa Bedanya?

Editor : Saeful Imam

Sumber : Healthline, mayoclinic

Baca Lainnya