Kasus Corona di Indonesia Pecah Rekor Baru, Epidemiolog Beberkan Alasan Kurva Pandemi Semakin Naik: Fenomena Gunung Es

Selasa, 01 Desember 2020 | 10:14
freepik

Kasus Corona di Indonesia Pecah Rekor Baru, Epidemiolog Beberkan Alasan Kurva Pandemi Semakin Naik

Kasus Corona di Indonesia Pecah Rekor Baru, Epidemiolog Beberkan Alasan KurvaPandemi Semakin Naik: Fenomena Gunung Es

GridHITS.id -Akhirnya Epidemiolog beberkan alasan kurva pandemi Corona semakin naik di Indonesia.

Seperti kita ketahui jika kasus infeksi virus corona di Indonesia masih terus dilaporkan dan semakin naik.

Puncaknya, kasus baru harian yang tercatat mencapai rekor lebih dari 6.000 kasus positif Covid-19 pada 29 November 2020.

Sejak diumumkan secara resmi pada 2 Maret lalu hingga 30 November 2020 pukul 15.51 WIB, kasus terkonfirmasi positif di Indonesia tercatat sebanyak 538.883 kasus.

Tren laporan kasus harian di Indonesia sempat mengalami penurunan di pekan terakhir Oktober. Namun jumlahnya kembali melonjak di pekan-pekan pertama November.

Hingga di pekan terakhir November grafiknya masih terus melonjak.

Baca Juga:Ramai Kabar Virus Corona Menular Lewat Udara, 3 Hal Ini Ternyata Bisa Bawa Covid-19 Walau Berdiam di Rumah Saja

Baca Juga:Bioskop XXI Dibuka Namun Penonton Wajib Keluar Hidup Udara Segar, Berikut Panduan Nonton Bioskop Lainnya di Tengah Pandemi

Masih akan tinggi

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyebutkan, masih tingginya kasus Covid-19 di Tanah Air disebabkan rendahnya testing, tracing, dan isolasi/karantina.

"Sebenarnya estimasi kasus harian di Indonesia, berdasarkan pemodelan epidemi, yang terendah estimasinya 10.000 (kasus baru harian)," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/11/2020).

Ia menegaskan, pemodelan tersebut akurat dan telah terbukti di negara yang kapasitas testing tracing-nya memadai.

"(Negara yang testing tracing-nya memadai) itu umumnya mereka mencapai estimasi terendahnya," ujar dia.

Dicky menuturkan, Indonesia perlu melakukan perencanaan strategi yang tepat.

Pemerintah, harus menambah dan memperluas cakupan testing, tracing, yang kemudian dilanjutkan dengan isolasi/karantina.

"Saat ini, katakanlah kemarian hanya 6.000 (kasus baru), itupun dilakukan dalam situasi cakupan testing yang belum berubah. Artinya ini menunjukkan proses yang semakin serius dalam situasi pandemi di Indonesia," tuturnya.

Baca Juga:Setelah Renggut Nyawa Lebih dari Setengah Juta Orang dan Didesak Ratusan Ilmuwan, WHO Akhirnya Akui Virus Corona Tak Menyebar Lewat Droplet Tapi Hal yang Lebih Berbahaya

Baca Juga:WHO Bunyikan Peringatan Untuk Seluruh Dunia Termasuk Indonesia Berpotensi Jadi Episentrum Virus Corona, Masyarakat Diminta Waspada: Ini Belum Berakhir

Masalah besar

Dicky menambahkan, saat angka kasus harian yang trennya meningkat dan positive rate meningkat, ini bisa menjadi masalah besar.

"Artinya, respons yang dilakukan selama ini tidak memadai, untuk mendeteksi, mencegah, memutus (penyebaran virus)," papar dia.

Ia menyampaikan, penerapan protokol kesehatan tidak akan efektif dan berdampak banyak jika testing dan tracing di Indonesia masih rendah.

Dicky mengingatkan, yang terpenting dalam pengendalian penyakit yaitu dengan memastikan deteksi secara dini dan cepat kasus-kasus yang terinfeksi.

"(Karena) testing, tracing, dan isolasi/karantina, itu fundamennya," kata dia.

Prediksi bulan Desember

Dicky menilai, tren kasus baru harian Indonesia di bulan Desember kemungkinan masih akan terus meningkat karena belum mencapai puncak.

"Kalau kita seperti ini saja, yang jelas kasus mendekati, dengan cakupan testing rendah, positive rate makin besar, artinya makin banyak orang yang terinfeksi di masyarakat, fenomena gunung es," tuturnya.

Terlebih, pada orang dewasa muda yang kemungkinan terinfeksi namun tidak muncul gejala tertentu.

Kelompok ini dapat membawa virus dan menulari orang tua atau orang-orang yang rentan.

Saat tidak bisa dikendalikan, akan terjadi ledakan kasus yang bahkan dapat membuat rumah sakit penuh.

"Semakin strategi (penanganan) tidak memadai, maka kurva pandemi tidak dapat diprediksi. (Akan) lama dan terus (naik)," tuturnya.

Dicky memperingatkan, terdapat potensi penurunan kualitas kesehatan jangka menengah atau panjang terhadap orang yang terinfeksi walaupun tidak bergejala.

Baca Juga:Masker dan Cuci Tangan Tak Cukup Tangkal Virus Corona, Pakar Ahli Bagikan Cara Efektif Cegah Penyebaran Covid-19 Lewat Udara

Baca Juga:Tak Hanya Menyebar Lewat Udara Gugus Tugas Sebut Covid-19 Bisa Menyerang Di Tempat-tempat Ini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Epidemiolog: Kasus Corona di Indonesia Masih Akan Terus Naik, Ini Alasannya

Tag

Editor : Safira Dita

Sumber Kompas.com