Indonesia Terancam Resesi, Lakukan Hal ini Agar Keuangan Rumah Tangga Tak Alami Krisis! Salah Satunya Hindari Beli Barang Konsumtif Meski Harganya Sangat Miring

Rabu, 23 September 2020 | 20:17
Freepict.com

Illustrasi Resesi

Satu Kabar Kurang Baik! Indonesia Terancam Resesi, Perbanyak Uang Tunai dan Lunasi Utang Serta Jangan Beli Sesuatu Kalau Tak Penting dan Mendesak

GridHITS.id -Sri Mulyani tegaskan Indonesia akan memasuki jurang resesi, lakukan hal ini agar tak terlalu berdampak pada perekonomian keluarga.

Resesi ekonomi menjadi tak terhindarkan di bulan September ini.

Ini dijelaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Dilansir GridHITS.id dari kompas.com,Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali memberi sinyal pertumbuhan ekonomi akan minus pada kuartal III mendatang.

Baca Juga:Kabar Gembira Pemerintah Bagikan BST Rp 500 Ribu di Bulan September, Begini Cara Ketahui Apakah Terdaftar Sebagai Penerima Bansos

Baca Juga:Jadi Kabar Gembira di Bulan September Untuk Seluruh Keluarga Indonesia, Pemerintah Janjikan Bansos Rp 500 Ribu per Kepala Keluarga

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi sebanyak dua kali berturut-turut lantaran pada kuartal II yang lalu, kinerja perekonomian RI telah mencatatkan kontraksi hingga minus 5,23 persen.

Dengan demikian, RI bakal masuk ke definisi resesi secara teknis. Sri Mulyani mengatakan, perekonomian pada kuartal III mendatang bakal minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.

Selain itu, Bendahara Negara itu juga mengungkapkan, beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menopang kinerja perekonomian RI sangat berat.

Pasalnya, utang baru pemerintah hingga akhir Agustus telah mencapai Rp 693 triliun.

Di sisi lain, pendapatan negara juga mengalami tekanan ketika pemerintah melakukan belanja negara secara jor-joran untuk menggenjot kinerja perekonomian.

Dengan demikian, defisit APBN pun diperkirakan bakal melampaui target di dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020, yakni sebesar 6,34 persen.

Resesi ekonomi nasional tentu akan berpengaruh pada keuangan rumah tangga.

Sebab, bukan tidak mungkin banyak perusahaan melakukan perampingan, pemotongan gaji, bahkan pemutusan hubungan kerja.

Selain itu, harga-harga pun untuk komoditi tertentu sangat mungkin akan naik siginifikan.

Tak hanya itu, bunga bank juga akan meroket sehingga menyulitkan bagi perseorang atau perusahaan yang memiliki cicilan utang.

Baca Juga:Kabar Gembira Bansos Rp 600 Ribu Untuk Karyawan Cair, Berikut Skema Penyaluran hingga Solusi Jika Tak Dapat Bantuan Subsidi Gaji

Baca Juga:Gagal Jadi Kabar Gembira Bansos Rp 600 Ribu Untuk Karyawan Ditunda, Menaker: 2,5 Juta Bukan Angka yang Sedikit

Untuk itu, kita perlu bersiasat dalam mengatur keuangan rumah tangga agar dampak resesi ekonomi dapat diminimalkan, berikut di antaranya:

1. Perbanyak uang tunai dan tabungan

Pemotongan gaji dan kehilangan pekerjaan dapat membuatmasyarakat untuk membayar pengeluaran sehari-hari.

Dengan adanya dana darurat, kita bisatetap membeli kebutuhan Anda saat mencari posisi baru.

Perbanyak tabungan. Pastikan jumlah tabungan kita dapat memenuhi dana cadangan selama 3-6 bulan.

Ingat, resesi ekonomi belum bisa dipediksi kapan akan berakhir.

2. Hindari Membeli Barang Meski Jauh di Bawah Pasaran

Beberapa produk seperti mobil, motor, atau rumah sangat mungkin harganya akan menurun.

Banyak orang tergerak untuk membeli dengan dalih investasi.

Padahal, menjual kembali produk itu tidaklah mudah, apalagi di saat ekonomi belum membaik.

Meski harganya di bawah pasaran, hindari untuk membelinya, apalagi bila cadangan dana yang dimiliki terbatas.

Selain itu,cobalahperiksa pengeluaran bulanan dan mengidentifikasi apa saja keperluan yang tidak terlalu dibutuhkan atau mendesak.

Hindari membeli barang yang tak perlu dan konsumtif seperti perlengkapan elektronik, kendaraan, dan lain-lain.

3. Ubah Gaya Hidup

Sebelum resesi, sangat mungkin kita kerap memesan makanan enak dan kopi yang nikmati lewat aplikasi online atau datang langsung ke resto maupun kafe.

Namun, saat resesi ekonomi, sebaiknya ubah gaya hidup itu menjadi lebih sederhana dan sesuai prioritas.

Daripada membelanjakan uang untuk keperluan tak penting, sangat baik bila uang itu ditabung.

Prioritaskan hal penting seperti membayar cicilan rumah, biaya sekolah, biaya pengeluaran rutin rumah, dan sebagainya.

Baca Juga:Ibu Rumah Tangga Wajib Tahu, di Sini Cara Cek Bansos Rp 500 Ribu dari Kemensos dan Ketahui Apakah Sudah Terdaftar

Baca Juga:Jakarta Terapkan PSBB Ketat Namun Tetap Berikan Bansos Bagi UMKM, Anies Baswedan Beri Syarat: Tidak Menaikan Harga Barang

4. Segera Lunasi utang

Ingat, saat resesi sangat mungkin bunga utang kita melonjak tajam.

Untuk itu, agar tak terdampak besar oleh resesi ekonomi, segera lunasi utang.

Bila keuangan mencukupi, lunasi utang yang besar terlebih dahulu, kemudian lunasi yang kecil.

Bila tidak, mulai dari yang kecil satu per satu, kemudian tabung lagi dan lunasi utang yang besar.

Prioritaskan untuk melunasi utang kartu kredit, kemudian beralihlah ke jenis pinjaman lain, seperti KPR atau KPM.

Bahkan jika Anda tidak khawatir kehilangan pekerjaan saat krisis, maka melunasi utang tetap merupakan praktik keuangan yang baik.

Editor : Saeful Imam

Baca Lainnya