Indonesia Bersiap Resesi Ekonomi, Pakar Finansial Beri Kunci Menghadapi Resesi Ekonomi dengan Tetap Belanja Secara Rutin
GridHITS.id -Indonesia bersiap resesi ekonomi setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020.
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi di kuartal III inimemungkinkan Indonesiamengalami kontraksi minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.
Keseluruhan pertumbuhan ekonomi akhir tahun menurutnya juga akan berada pada kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.
Dengan adanya hal tersebut maka pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV menurutnya juga akan negatif.
Adanya hal tersebut maka tak menutup kemungkinan resesi ekonomi di Indonesia akan segera terjadi.
Sebagai informasi, resesi adalah kondisi di mana terjadi penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef, Nailul Huda mengatakan dampak yang mungkin saja timbul dari terjadinya resesi ekonomi.
Ia menyebut jika salah satu dampak yang terjadi saat resesi ekonomi adalah meningkatnya jumlah pengangguran.
Banyaknya pengangguran muncul akibat produksi merosot seiring turunnya permintaan agregat masyarakat yang kemudian berdampak pada banyaknya usaha yang tutup maupun gulung tikar.
“Dampak dari resesi bersifat saling terkait dan ada efek bola salju (menggelinding dan membesar),” kata Huda dihubungi Kompas.com Selasa (22/9/2020).
Dampak lanjutan yang kemudian muncul berupa semakin tinggi kredit macet yang disebabkan penghasilan masyarakat menurun, dan kemiskinan akan semakin meningkat.
Melansir dari Kompas.com, pakar finansial Ahmad Gozali menyebutkan masyarakat dapat melakukan sejumlah hal untuk bertahan di tengah resesi ekonomi.
Agar bisa bertahan saat terjadi resesi, Gozali menyebut ada beberapakunci menghadapi resesi ekonomi secara umum, yaitu:
1. Melindungi sumber penghasilan
Sebagai karyawan menurut dia sebaiknya tidak agresif pindah pekerjaan dahulu sebelum ada kepastian pekerjaan baru lebih stabil.
"Untuk yang punya usaha, pertimbangkan kembali rencana ekspansi," kata Gozali
2. Miliki dana cadangan
Dia menyampaikan dana cadangan sebaiknya dijaga 3-12 kali pengeluaran bulanan dalam bentuk likuid.
"Artinya, kalau sekarang kurang dari itu, bisa ditambah dengan mengurangi aset risiko tinggi dan menambah likuiditas," kata Gozali.
Dianjurkan untuk menahan pembelanjaan besar, terutama kredit jika sebelumnya ada rencana kredit kendaraan atau rumah, maka perlu dipelajari lagi risikonya.
"Apakah cukup aman untuk melanjutkan rencana tersebut. Jangan terlalu memaksakan, misalnya menggunakan dana cadangan untuk bayar DP (down payment)," kata Gozali
"Intinya dana cadangan menjadi semakin penting, jangan terpakai untuk hal lain dulu. Bahkan kalau bisa ditambah," imbuhnya.
3. Tetap belanja secara rutin
"Karena pembelanjaan konsumtif rumah tangga untuk hal-hal penting di Indonesia justru menjadi salah satu pendorong ekonomi yang dominan," kata Gozali.