Kabar Terbaru Virus Coronadi Tanah Air, Pakar Epidemiologi: Kita Belum Memasuki Puncak, Gelombang Pertama Saja Belum Sampai
GridHITS.id -Muncul kabar terbaru virus corona di Tanah Air yang disebutkan oleh pakar Epidemiologi.
Ya, seperti kita ketahui bersama jika hingga saat ini virus corona masih menjadi momok di seluruh penjuru dunia.
Hingga saat ini,virus coronadi Tanah Air justru kian menambah jumlah pasien yang dinyatakan positif.
Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia dikabarkan terus mengalami penambahan setiap harinya.
Bahkan sejak diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 lalu, saat ini jumlah pasien Covid-19 di tanah air sudah tembus angka lebih dari seratus ribu.
Melansirdata terbaru covid19.go.id, Jumat (14/8/2020) tercatat ada penambahan 2.098 kasus baru. Sehingga total kasus virus corona di Indonesia menjadi 132.816 orang.
Untuk jumlah pasien yang sembuh bertambah sebanyak 1.760 orang. Total pasien sembuh yakni 87.558 orang.
Sedangkan 5.968 pasien positif virus corona dilaporkan meninggal dunia. Jumlah tersebut bertambah 65 dari pengumuman di hari sebelumnya.
Meski banyak pihak menilai tingginya angka kasus tersebut belum menunjukan puncak gelombang pertama.
Dilansir dari Gridhealth,Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya, Dokter Windhu Purnomo menilai ada tanda baik.
Ia menyebut jika ada tanda baik yang sudah mulai terlihat ditunjukan dari data terkait kematian dan kesembuhan.
"Ada tanda baik yang sudah ditunjukkan dari data yang ada, yaitu angka kematian menurun, dan kesembuhan meningkat," ujar Windhu dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (12/8/2020).
Sayangnya, dari penemuan terbaru tersebut justru menunjukanjumlah akumulasi kasus aktif dari hari ke hari dinilai masih belum baik.
"Sudah pernah turun tapi naik lagi," ungkapnya.
Windhu menyebut, berdasar kasus by declare, yang dipebarui pemerintah per hari, kasus Covid-19 masih terus naik.
"Sampai tanggal ini kita belum memasuki puncak, gelombang pertama saja belum nyampai," imbuhnya.
Lebih lanjut Windhu mengungkapkan, pakar epidemiologi kesulitan untuk memperkirakan puncak Covid-19.
Hal ini dikarenakan, data kasus Covid-19 naik turun seiring perubahan kebijakan pemerintah di Tanah Air.
"Epidemiologi saja, sebagai orang Kesmas, sulit memprediksi karena data itu naik turun karena kebijakannya juga berubah-ubah," ungkapnya.