Ombang-ambing Kabar Haji 2020, Joko Widodo Selangkah Lebih Maju dengan Lakukan Hal Ini Pada Raja Salman : Mungkin Akan Ada Kalau...
GridHITS.id - Semua kegiatan yang bisa dilakukan baik pemerintah per negara atau dunia kini terhambat dengan adanya virus corona.
Pandemi virus corona ini mulai mewabah pada akhir 2019 lalu.
Virus mematikan ini muncul pertama kali di Wuhan, China, dan telah menjatuhkan ratusan ribu jiwa.
Bahkan, sampai saat inipun, korban akibat virus corona masih saja bertambah.
Para peneliti yang sedang berjuang menemukan vaksin atau obat penangkal virus corona saja masih pusing menemukan komposisi yang pas.
Akhirnya, mau tak mau manusia akhirnya harus berdampingan dengan virus corona.
Banyak negara akhirnya memilih kebijakan lockdown atau setidaknya melindungi negaranya dari virus corona.
Salah satunya negara yang banyak dikunjungi umat muslim dunia, Saudi Arabia.
Di Saudi, ada salah satu bangunan yang menjadi kiblat umat muslim, yaitu Ka'bah.
Ka'bah ini tak pernah sepi pengunjung, apalagi saat musim haji.
Di tengah pandemi seperti ini keadaan Ka'bah berbeda 360 derajat dari biasa.
Jamaah yang biasanya memenuhi Ka'bah kini harus berlapang dada untuk tak mengunjungi Ka'bah sejenak.
Idul Fitri tahun ini saja Raja Salman sudah memutuskan untuk menutup Ka'bah sebagai pusat salat Idul Fitri.
Lalu, bagaimana kabar haji tahun ini?
Tangan kanan Jokowi, Fachul Razi, menyampaikan langkah maju sang presiden untuk kabar haji tahun ini.
Disampaikan oleh Facrul Razi, ternyata Joko Widodo sudah dahulu berkomunikasi dengan Raja Salman terkait dengan Haji 2020.
"Waktu saya lapor pada Bapak Presiden, Bapak Presiden mengatakan habis komunikasi dengan Raja Salman," kata Fachrul dalam video conference, Selasa (19/5/2020).
Meski sudah selangkah lebih maju, Raja Salman sendiri belum bisa memberikan kepastian terkait kabar ibadah haji.
Ka'bah masih belum boleh dikunjungi dan pandemi ini belum usai menjadi salah satu pertimbangan Raja Salman untuk merapatkan kembali soal ibadah haji.
Orang nomor 1 di dunia ini juga menyuruh Kemenag untuk bersabar menunggu kabar terbaru dari Saudi.
"Beliau menyarankan gimana kalau mundur dulu sampai awal Juni? Siapa tahu ada perkembangan," kata Fachrul.
Fachrul mengatakan, semula Kemenag hanya memberi tenggat waktu bagi Saudi sampai 20 Mei besok.
Namun, karena komunikasi Presiden Jokowi dan Raja Salman, maka Kemenag memberi tenggat sampai awal Juni.
"Kalau tadinya kami buat deadline tanggal 20 Mei, kami mundur jadi 1 Juni sesuai petunjuk Bapak Presiden setelah bicara dengan Raja Salman, mungkin akan ada kepastian kalau (keadaan) di sana lebih baik," katanya.