Saat ini sudah ada 206 kasus di 22 provinsi dan kematiannya mencakup 99%. Risiko kematiannya mencapai 48% yang berarti termasuk tinggi. Apalagi kebanyakan korbannya adalah anak-anak.
Gejalanya, salah satunya adalah berkurangnya urin. Atau urin berubah pekat, atau anak tidak pipis sama sekali.
Diikuti gejala lanjutan seperti mata bengkak, serta tangan dan kaki ikut bengkak.
Karena di saat ini para ibu harus waspada, termasuk memperhatikan gejala, ada rumus untuk menghitung jumlah pipis anak secara sederhana.
Rumus pipis normal anak, dikutip dari laman CDC dan instragram dokter Frenos, adalah 1 ml= 1 kg berat badan per jam.
Jadi kalau si anak beratnya 15 kilogram, maka per jam pipisnya harus 15 ml atau 360 ml per harinya.
Pemeriksaan jumlah air kencing dapat juga dilakukan dengan uroflowmetry yang paling sederhana dapat dilakukan dengan menampung jumlah urine dan kemudian menghitung waktu berkemih menggunakan stopwatch.
Saat ini telah tersedia berbagai macam alat uroflowmeter yang dapat digunakan untuk pengukuran yang lebih akurat.
Alat yang lebih canggih bekerja berdasarkan peningkatan berat urin dalam waktu tertentu untuk menentukan kecepatan aliran urin.
Pasien biasanya juga diminta mengisi frequency volume chart (FVC) atau catatan harian berkemih.
Catatan ini minimal diisi 3 hari sebelum pemeriksaan. Catatan harian berkemih berisi tentang informasi mengenai kapan waktu pasien ke toilet, seberapa banyak urin yang dikeluarkan setiap kalinya, dan seberapa kuat desakan untuk buang air kecil yang dirasakan oleh pasien.