Kalau musim penghujan itu airnya berlimpah, tapi kalau musim kemarau hanya bisa untuk dipakai satu keluarga,” ujarnya lagi.
Matheus Dwi Pramono atau biasa dipanggil Theo juga membentuk Paguyuban Tirta Asri Wonogiri, untuk membantu warga sekitar mengatur operasional akses air bersih.
Warga sekitar pun berpartisipasi dengan membayar iuran aliran air seharga Rp1.500 per meter kubik.
Iuran tersebut untuk membiayai keperluan perbaikan dan perawatan saluran air, mesin, pengadaan pelatihan untuk warga, maupun keperluan lainnya.
Warga juga menanam pohon gayam dan pohon beringin di atas bukit untuk menambah aliran air.
“Awalnya hanya lima rumah yang dialiri air, sekarang bisa mengaliri 80 rumah warga yang sudah dialiri air bersih.
Harapannya, lebih banyak lagi rumah yang bisa mendapatkan air bersih,” ungkap Theo.
Arie menambahkan, pihaknya akan terus mengevaluasi dan mengukur keberhasilan program melalui dampak akses air bersih ini.
Selain itu, Kalbe berencana membangun saluran air yang sama di Desa Boto, Wonogiri, karena sudah puluhan tahun mengalami kekurangan air bersih.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan sustainability Kalbe dapat mengakses situs Kalbe, IG: @ptkalbefarmatbk @Kalbe_bsb atau FB @ptkalbefarma.