“Kami memilih kawin gantung. Orang Indonesia menjalankan cara ini karena beberapa alasan."
"Dalam hal kami, aku belum berniat hidup sebagai suami-istri, karena dia (Oetari) masih kanak-kanak,” cerita Bung Karno.
Ikhwal mula terjadinya pernikahan itu adalah ketika Istri Tjoktroaminoto meninggal dunia.
Tjokroaminoto sangat berduka.
Hingga suatu hari, adik Tjokroaminoto menemui Sukarno dan berkata, “Sukarno, kau lihat bagaimana sedihnya hati Tjokroaminoto."
“Apakah kau dapat berbuat sesuatu agar hatinya sedikit gembira?”
Sukarno pun bingung bagaimana pula caranya membantu?
“Jadi menantunya. Oetari sekarang tidak punya ibu lagi. Tjokro sangat khawatir terhadap masa depan anaknya itu dan siapa yang akan menjaganya dan menyanginya."
"Inilah yang memberatkan pikirannya," sambungnya lagi.
Dalam perjalanan, demi membalas budi, Sukarno lantas melamar Oetari.
“Sampai ia (Tjokroaminoto) meninggal, ia tidak pernah tahu bahwa aku mengusulkan perkawinan ini."