"Misalnya pasien dari London mau konsultasi dokter di Dubai yang kebetulan sudah membuka metaclinic," tuturnya.
Sesuai dengan konsep metaverse, pasien bisa mengunjungi klinik itu dengan bantuan VR Box dan perlengkapan penunjang lainnya.
"Mereka dapat berinteraksi dengan dokternya sesuai fisik avatar masing-masing. Meski di dunia maya, mereka serasa berada di klinik sungguhan," ungkap dr Aldissa.
Tak hanya itu, mereka juga dapat menjelajah isi klinik, termasuk menemukan dan memilih produk-produk perawatan yang sesuai.
Mereka bisa datang, melihat-lihat isi lemari dengan penuh rak, yang di dalamnya tersusun rapih produk-produk kecantikan.
Karena dengan teknologi VR, maka dunia maya itu seperti sungguhan. Sebab, teknologi VR memungkinkan kita bisa berinteraksi dengan objek imajinasi menggunakan komputer. Teknologi ini akan membawa kita ke dalam suasana 3 dimensi yang seolah nyata.
"Mirip dengan layanan chat atau video call, tapi ini lebih sungguhan, dokternya seolah-olah di depan kita, padahal hanya berbentuk avatar," tandas dokter yang meraih master marketing dari Universitas Pelita Harapan ini.
Nantinya, meta clinic juga akan dibekali dengan articial intelligence untuk skin analysis dengan kamera berteknologi tinggi sehingga memudahkan menegakkan diagnosa untuk gangguan dan perawatan kulit.
"Saat ini sudah ada konsultasi online lewat kamera smartphone atau desktop yang banyak keterbatasannya dari segi resolusi dan lain-lain yang kemungkinan sulit menegakkan diagnosis atau memberikan saran medis," tutur ahli CoolSculpting ini.
Ada banyak kelebihan dari kehadiran meta clinic ini. Salah satunya memangkas biaya dan waktu konsultasi kecantikan.
Dapat dibayangkan seseorang yang berada di Makassar harus bolak-balik Jakarta hanya untuk mendapatkan konsultasi kecantikan.