Kemudian, riset dari para pembuat film menunjukkan bahwa luka tersebut disebabkan oleh roda kereta kuda, tapi bukan karena jatuh dari sana.
Yang masih belum jelas, menurut Naunton, adalah apakah cedera itu sudah terjadi saat Raja Tut masih hidup atau setelah kematiannya––sebagai dampak dari sentuhan manusia yang menanganinya setelah mumi ditemukan oleh Howard Carter.
Sejarah yang terhapus
Tidak hanya kematiannya yang menjadi misteri, tapi juga kisah hidupnya.
Tutankhamun merupakan anak-anak laki dari Raja Mesir yang kontroversial, Akhenaten.
Salah satu kebijakan Akhenaten yang cukup kontorversial adalah memutuskan bahwa Mesir hanya menyembah dewa tunggal, Aten, dan bukannya banyak dewa.
Juga memindahkan ibukota dari Thebes ke Amarna.
Menurut David P. Silverman, profesor ilmu pengetahuan Mesir, secara politik, sebenarnya kondisi kerajaan tersebut sangat lemah selama 13 tahun kepemimpinan Akhenaten.
Silverman mengatakan, Tut kemudian mengembalikan lagi tradisi menyembah dewa-dewa tua dan kuil-kuil mereka–menghapus perubahan yang dilakukan ayahnya dan mengembalikan stabilitas kerajaan.
Namun, penguasa selanjutnya seperti berusaha menghapus representasi ayah dan anak ini dari daftar raja-raja penting di Mesir.
Kuburan mereka dianggap hilang hingga ditemukan Carter pada awal abad ke-20.