"Bukan pak," singkat Hendra.
"Kenapa saudara lakukan? anda melakukan malproses. Kenapa saudara lakukan?," tanya lagi Damis dengan nada tinggi.
Menjawab pertanyaan Hakim, Hendra mengatakan kalau langkah yang dilakukannya itu merupakan permohonan dari pihak kepolisian, dalam hal ini Polres Metro Jakarta Pusat.
"Berdasarkan permohonan dari rehab Polres Jakpus," ujar Herman
Merasa belum puas, Hakim lantas memperingati Hendra kalau mekanisme yang dilakukannya dalam proses rehab para terdakwa tidaklah sesuai dengan aturan perundang-undangan.
Sebab kata Damis, siapapun dalam golongan apapun tanpa terkecuali harus memenuhi assessment yang ditetapkan undang-undang untuk melakukan rehabilitasi.
"Kalau semua orang mengajukan rehabilitasi tanpa mekanisme perundang-perundangan gimana? Dari sisi regulasi benar seperti itu? hati-hati sodara, saya ingatkan saya tidak akan terpengaruh dengan apapun, makanya saya ingatkan," ucap Damis secara tegas.
Diberitakan sebelumnya, Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat menangkap Nia Ramadhani di kediamannya di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (7/7/2021) pukul 15.00 WIB.
Saat penangkapan berlangsung, polisi mengawalinya dengan mengamankan supir Nia Ramadhani, ZN. Dari ZN, polisi mengamankan barang bukti sabu seberat 0,78 gram yang diakuinya milik Nia dan Ardi Bakrie.
Polisi menangkap Nia Ramadhani didalam rumah. Ketika digeledah, polisi mengamankan alat hisap sabu alias bonk.
Dari keterangannya, Nia Ramadhani mengakui dirinya sering mengonsumsi sabu bersama dengan sang suami, Ardi Bakrie.