"Kemudian sepanjang pembicaraan hampir sebagian besar kalau bukan 'semuanya', itu didominasi dengan 'sebetulnya'."
Rachel juga disebut Kirdi terus memperlihatkan senyum meskipun sedang meminta maaf.
"Dia tersenyum terus loh ketika dia mengatakan saya minta maaf, tapi semuanya sambil tersenyum keatas."
"Kalau kita bicara orang yang kalau dibilang bahwa itu senyum sopan, nggak gitu, ketika momen yang cukup emosional gitu dia masih tersenyum ketika dia katakan 'saya memang ya melalaikan kewajiban saya', dia senyum nih."
Menurut Kirdi, ekspresi ditunjukkan Rachel Vennya bukan lah sebuah penyesalan.
"Jadi kalau ditanya apakah itu ekspresi menyesal itu bukan sama sekali ekspresi menyesal."
Lebih lanjut, Kirdi juga menyorot permintaan maaf Rachel yang tidak tertuju jelas pada siapapun.
"Ada tiga hal yang menjadi perhatian saya. Satu ketika kita minta maaf kita itu perlu menyatakan dengan siapa yang minta maaf, saya minta maaf kepada siapa minta maafnya dan apa yang menjadi bagian perminta maafnya."
"Sementara yang disampaikan Rachel, ya Rachel minta maaf bahwa dirinya minta maaf, iya, tetapi kepada siapanya ya istilahnya masih mengambang, ya disebut menteri kesehatan dia sebut, menteri pariwisata dia sebut dan semua orang, semua orang tuh siapa?"
Sementara, Kirdi menyebut bahwa ucapan Rachel Vennya tak berbanding lurus dengan perbuatannya.
"Rakyat Indonesia itu sakit hati karena merasa bahwa kok ada orang-orang dengan privileged khusus walaupun itu ditolak sama dia tapi kan action louder than words ya tindakan tuh lebih kelihatan dari pada kata-kata."