"Saya meneruskan ke bangku perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik," lanjutnya.
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi sopir truk, dari yang awalnya hanya mengantar barang di dalam kota hingga kini ke luar kota," ungkap Zuraiha.
Lebih lanjut, Zuraiha mengatakan kalau cibiran itu sudah datang sejak dia berpacaran dengan Hafis.
Bahkan sampai saat menjelang akad nikah, ada kerabat yang masih mempertanyakan keputusannya itu.
"Ada sepupu tanya kenapa saya tidak menikah saja dengan guru lain atau teman kuliah. Itu ditanyakan 24 jam sebelum saya menikah," lanjutnya.
"Bahkan saat resepsi, ada tetangga yang tanya ke ayah dan ibu saya, kenapa saya yang punya gelar master tapi mau dinikahi dengan sopir truk. Tak pantas lah kata mereka," ungkapnya seperti yang dilansir dari laman Says.
Meski suaminya kerap dicibir dan dipandang sebelah mata, Zuraiha mengaku bangga dengannya.
"Kalau ada orang yang bertanya apa pekerjaan suami saya, saya akan dengan bangga bilang kalau suami saya seorang sopir truk. Jodoh kan ketentuan Allah," ungkapnya.
Ia pun juga bersyukur kedua orangtuanya tidak meminta seserahan yang terlalu tinggi.
Namun meski begitu, nyatanya keluarga sang mempelai pria justru membawa seserahan yang jauh di atas ekspektasi Zuraiha sekeluarga.
"Keluarga suami memberi seserahan 10 ribu ringgit Malaysia (sekitar Rp 33,6 juta). Itu adalah nilai yang melebihi ekspektasi saya sekeluarga," ungkap Zuraiha.