Tak hanya sebagai bentuk dari kebencian terhadap para pembangkang, kanibalisme ini juga terjadi karena kasus kelaparan dan kemiskinan yang tinggi.
Awalnya, Yang tidak percaya itu terjadi.
Tetapi ketika dia mewawancarai orang-orang, dia menemukan bagaimana tetangga yang kelaparan memakan tetangganya, orang tua memakan anak-anak mereka, dan sebaliknya.
Aksi perampokan pada masa tersebut juga diwarnai dengan pembunuhan.
Perampok dalam skala besar mendobrak rumah-rumah, mengambil harta benda dan menghabisi nyawa tuan rumah.
Para korban perampokan ini juga dagingnya akan dibagi-bagi untuk dimakan komplotan perampok.
"Di Gansu mereka membunuh orang luar, yakni orang asing lewat yang lewat, dan memakannya. Mereka juga memakan anak-anak mereka sendiri. Mengerikan. Terlalu mengerikan," tulis Yang dalam laporannya.
Masa kelam ini juga pernah diungkap oleh seoranganggota tim penyelidik senior.
Pada kantor berita AFP, pria ini mengungkap hasil investigasinya.
Puluhan ribu orang disebutnya tewas, dengan lebih dari 100 orang mengambil bagian dalam kanibalisme.
Namun, laporannya dikritik oleh pejabat setempat dan dihapuskan dari berita AFP.