Meski jelas-jelas berdampak negatif terhadap mood dan ketenangan batin, mengapa kita masih melakukannya?
Seorang spesialis kecanduan, Paul L. Hokemeyer, meyakini bahwa doomscrolling menunjukkan tanda-tanda yang sama seperti kecanduan digital.
"Kelihatannya tidak masuk akal jika seseorang dikatakan mengonsumsi berita negatif di media untuk membantunya mengatasi perasaan kewalahan atas semua hal negatif di dunia.
Tapi begitulah sifat dari gangguan kecanduan," ujarnya.
Penulis buku "Fragile Power: Why Having Everything Is Never Enough" itu melanjutkan, doomscrolling adalah gangguan yang bikin ketagihan.
Ini bisa terjadi bukan berdasarkan logika, tetapi melalui dorongan primer yang berasal dari bagian paling primitif dari otak kita yang dikenal sebagai sistem limbik.
Sistem limbik adalah sekelompok struktur yang saling berkaitan di dalam otak yang bertanggung jawab atas respon perilaku dan emosional seseorang.
Seseorang dengan gangguan doomscrolling pada satu titik akan mencari informasi terkait peristiwa negatif secara online untuk memberi mereka kenyamanan.
"Hal itu memberi sensasi memiliki rasa kendali atas hidup dan melibatkan kecerdasan mereka."
"Di saat mereka berpikir seperti itu, mereka mendapat ketenangan dari berbagai fakta."
"Padahal apa yang sebenarnya mereka lakukan adalah gangguan hiperaktif dari reaksi emosional mereka." ujar Paul.