Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Miris! Amukan Gelombang Covid-19 Makin Tinggi, Masyarakat Tak Mampu di Jakarta Hidup Dalam Ketidakberdayaan Sampai Meregang Nyawa di Rumah Sendiri

Tito Gildas - Kamis, 15 Juli 2021 | 11:31
Masyarakat miskin Jakarta sulit mendapatkan akses pertolongan hingga meninggal sesak napas di rumah sendiri.
https://pixabay.com/photos/vietnam-asia-can-tho-river-hut-1614471/

Masyarakat miskin Jakarta sulit mendapatkan akses pertolongan hingga meninggal sesak napas di rumah sendiri.

”Kejadian kematiannya tinggi sekali. Setiap hari, ada kematian, paling tidak itu dua orang. Gejalanya sama, sesak napas,” kata Eny, dilansir dari Kompas.id.

Mereka yang meninggal itu, ada yang hanya bertahan di rumah hingga meregang nyawa.

Sebagian warga meninggal setelah ditolak rumah sakit karena kapasitas ruang perawatan penuh.

Upaya menolong warga yang menderita sesak napas dengan bantuan tabung oksigen dan oksigen juga tak mudah dilakukan para pengurus dan anggota JRMK.

Eny dalam minggu ini mencoba membantu warga yang membutuhkan oksigen setelah berhasil mendapatkan pinjaman tabung oksigen dari aktivis kemanusiaan, Sandiyawan Sumardi.

Namun, untuk mengisi oksigen pun sangat sulit.

"Kami sudah dapat link dari mana-mana."

Baca Juga: Usai Tak Beri Contoh kepada Warga karena Gelar Hajatan Saat PPKM, Lurah Pancoran Mas ini Bernasib Tragis

"Tapi saat coba dilacak oleh keluarga, tidak ada, semua kosong."

"Lalu, ketika dapat oksigen, antrenya seharian."

"Bisa dibayangkan, orang dalam keadaan sesak napas menunggu oksigen sampai seharian, padahal hitungan menit saja sudah megap-megap," kata Eny.

Di wilayah padat penduduk Penjaringan, satu tabung oksigen yang didapatkan dari Sandiyawan digunakan bergilir oleh warga setempat.

Source : kompas.id

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x