GridHITS.id - Beberapa waktu lalu, seorang tokoh yang pernah sangat berpengaruh di era Presiden Soeharto, Harmoko meninggal dunia.
Pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939 ini wafat di usianya yang ke-82, hingga Profil Harmoko banyak dicari.
Meninggalnya tokoh yang populer karena mendirikan Kelompencapir ini memang sangat mengejutkan.
Sebab, ia tiba-tiba mengeluh sesak napas lalu dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Meski penyebab meninggalnya belum jelas, Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Letnan Jenderal TNI Albertus Budi Sulistya mengatakan, pemulasaraan jenazah mantan Menteri Penerangan era Orde Baru, Harmoko, dilakukan melalui prosedur Covid-19.
"Pemulasaraan jenazah secara Covid-19," ujar Budi kepada Kompas.com,
Sebelumnya, Harmoko sempat dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto pada Minggu (4/7/2021).
"Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli pada jm 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto."
"Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah. Aamiin YRA," .
Harmoko dikenal sebagai sosok Orang Dekat sekaligus tokoh yang meminta Soeharto agar mundur dari jabatan presiden pada masa krisis moneter 1998.
Baca Juga: Menteri Penerangan Era Soeharto Tutup Usia, Proses Pemakaman Menggunakan Protokoler Covid-19
Ada banyak fakta terkait pria ini, hingga profil Harmoko menarik disimak, berikut di antaranya:
1. Sempat Menjadi Kartunis
Berdasarkan Kepustakaan Presiden di situs Perpustakaan Nasional (Perpusnas), sebelum menjabat sebagai Menteri Penerangan, Harmoko sempat bekerja sebagai wartawan.
Setelah lulus SMA pada awal tahun 1960-an, Harmoko bekerja sebagai wartawan dan kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka.
Pada tahun 1964, ia juga pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata dan kemudian Harian API tahun 1965.
Pada saat yang sama, pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur itu juga menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko.
Pada tahun berikutnya, 1966 sampai 1968, ia menjadi pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita.
2. Mendirikan Pos Kota
Pada tahun 1970, bersama beberapa orang temannya ia menerbitkan harian Pos Kota.
Pos Kota adalah surat kabar harian yang diterbitkan di Jakarta dengan target pembaca kalangan menengah ke bawah.
Baca Juga: Meninggal karena Corona, Ini Profil Ki Manteb Sudharsono, Pelopor Wayang Modern
Umumnya berisi berita-berita lokal, kriminalitas, masyarakat, olahraga, dan selebritas.
Pos Kota memiliki tiras surat kabar harian tertinggi di Indonesia dengan 600.000 eksemplar per hari.
3. Menjadi Menteri Penerangan di Era Soeharto
Profil Harmoko yang menarik adalah sukses menjadi menteri penerangan 3 kali berturut-turut.
Harmoko terpilih menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kemudian menjabat Menteri Penerangan pada pemerintahan Soeharto di masa Kabinet Pembangunan IV pada tahun 1983.
Jabatannya sebagai Menteri Penerangan berlanjut hingga di Kabinet Pembangunan VI yang berakhir pada tahun 1997.
Sebagai menteri Penerangan, Harmoko pernah mendirikan gerakan Kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai media untuk menyampaikan informasi dari pemerintah.
4. Menjadi Ketua Umum Golkar
Selain itu, Harmoko pernah menjabat Ketua Umum Golkar pada periode 1993-1998. Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua MPR pada 1997 sampai 1999.
Golkar atau Golongan Karya adalah partai politik terbesar di era Orde Baru.
BIODATA HARMOKO
Nama : H. Harmoko
TTL : Lahir 7 Februari 1939, Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal dunia : 4 Juli 2021 (umur 82) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, Indonesia
Makam : Makam Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta[1]Parpol : Partai politik Partai Golongan Karya (–2021)Pasangan : Sri Romadhiyati (k. 1972; w. 2021)Orang tua : Asmoprawiro (ayah)[2]Tempat tinggal : Jalan Taman Patra XII, Setiabudi, JakartaProfesi : Wartawan, Politikus
Demikian informasi tentang profil Harmoko.
Baca Juga: Profil Muhammad Zarno, Satu-satunya Putra dari Jane Shalima