Jadi, sekarang sudah jelas, ya, kalau selaput dara tidak hanyaa sobek karena berhubungan intim saja.
2. Keperawanan
Perlu dicatat, istilah keperawanan tidak dikenal secara medis atau bukan suatu kondisi medis.
Keperawanan adalah konsep dan norma sosial yang berhembang di masyarakat yang kemudian dihubungkan dengan selaput dara dan mitos-mitos lain yang sudah dijelaskan di atas.
Oleh karena itu, arti keperawanan tentu berbeda-beda bagi setiap orang, termasuk arti perawan menurut psikologi.
Justru sejumlah psikolog menyatakan ketidaksepakatannya terhadap adanya tes keperawanan bagi wanita.
Menurut Psikolog Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd, tes keperawanan sungguh tidak menghormati perempuan.
Ia tidak sepakat dengan adanya tes keperawanan sebelum menikah.
“Tes semacam itu enggak menghormati perempuan, ya. Selaput dara itu kan juga bisa robek karena aktivitas olahraga, atau memang selaput daranya tipis," katanya.
"Bahkan, bisa juga karena perempuan punya riwayat kekerasan seksual. Masa karena hanya itu perempuan enggak bisa nikah,” sambungnya.
Hingga saat ini, para ahli medis maupun psikolog gencar memberikan pengetahuan kepada masyarakat soal mitos dan fakta keperawanan yang berkembang di lingkungan mereka.