American Heart Association merekomendasikan untuk menghindari penggunaan ganja dalam segala bentuknya.
Hal itu karena kandungan dalam ganja berpotensi menyebabkan kerusakan pada jantung, paru-paru, dan pembuluh darah.
Pengguna ganja berpotensi mengalami masalah kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
Beberapa studi yang dianalisis oleh kelompok medis menemukan kelainan irama jantung, seperti takikardia dan fibrilasi atrium, dapat terjadi dalam satu jam setelah ganja yang mengandung THC THC, atau tetrahydrocannabinol, adalah zat psikoaktif dalam ganja yang menciptakan rasa "teler."
Tetrahydrocannabinol juga dapat menyebabkan detak jantung yang lebih cepat, meningkatkan kebutuhan oksigen pada jantung, dan mengganggu dinding arteri.
Lalu, ada pula kontribusi terhadap tekanan darah yang lebih tinggi saat dalam kondisi rawan.
Nyeri dada, serangan jantung, gangguan irama jantung, dan kondisi jantung serius lainnya dikaitkan dengan keracunan tembakau dan mariyuana karbon monoksida.
Bagi siapa pun dengan penyakit jantung bawaan, risiko tersebut akan kian naik.
6. Efek pada otak
Peneliti di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience Jakarta, dr Hari Nugroho menjelaskan salah satu efek ganja adalah pada otak.
Adapun yang terjadi antara lain halusinasi, psikiatri, adiksi (kecanduan), serta pemicu gangguan jiwa.