Oleh karena itu, makam asli Nyi Ageng Serang harus dipindahkan ke Yogyakarta.
Meskipun makam aslinya telah dipindahkan, masih banyak wisatawan yang datang untuk berziarah ke makam yang mengapung di Waduk Kedung Ombo.
Bahkan ada beberapa wisatawan yang datang berziarah pada waktu malam hari.
“Setiap Sura dan Muharram makam Nyi Ageng Serang ramai dikunjungi wisatawan yang ingin berziarah.
Di sana mereka melakukan tirakatan dan berdoa,” kata Ketua RT 027 Dusun Bonolayar, Kecamatan Sumber Lawang, Sragen, dikutip dari Wiken.id.
Diketahui, makam terapung tersebut terbuat dari kayu berukuran 12x8 meter.
Di samping kanan dan kiri pintu masuk utama bangunannya terpasang dua bendera merah putih.
Karena letaknya ada di tengah-tengah waduk, wisatawan yang ingin berziarah harus menggunakan perahu untuk sampai pada makam terapung.
Perahu tersebut telah disiapkan di bibir Waduk Kedung Ombo (WKO).
Perjalanan dari bibir waduk menuju makam terapung memakan waktu sekitar 30 menit.