"Hari ini diberhentiin semua, enggak bener habisnya. Enggak sesuai sama gambar struktur. Yang salah siapa tu?" ucap Baim Wong kesal.
"Lihat nih, sepi enggak ada orang sama sekali jadi diberhentiin. Secara paksa," jelasnya.
Baim Wong lantas menjelaskan kronologis kejadian yang membuatnya tahu sudah dibohongi mandor dan para tukang.
"Semua ini ketahuan setelah saya punya MK. Tugasnya apa yang diminta arsitek harus dijalani dengan spek yang sama. Saya bayarnya mahal banget sebulannya, tapi demi kelancaran ini ya sudah sayahireaja (MK)," terang Baim Wong.
"Dilihat semua, setelah MK di sini seminggu munculah sesuatu yang tidak disuka. Ketemulah akhirnya pondasi yang harusnya pake (beton) 300 dibelinya yang 250," ungkap Baim Wong.
"Jadi itu yang menopang sampai atas lah struktur pondasi, kaget kita. Adain meeting mendadak ada arsitek perwakilan sama MK, akhirnya kitacallingmandornya 'kok bisa beli 250 harusnya 300?'," jelasnya.
"Kalo gak kuat kan bisa rubuh. Kita tanya jawabannya juga kata mandornya '250 juga udah kuat'. Bingung gue. Sudah ada gambar struktur gambar segede bagong, kita juga bayarnya mahal kagak diikutin. Mau jadi apa ini (rumah). Stres!" tambahnya kesal.
Pak Slamet, sopir pribadi Baim Wong bahkan ikut prihatin melihat nasib rumah yang seharusnya sudah hampir selesai dibangun itu.
"Kapan kelarnya? Berdiri tiang aja enggak ada, setengah tahun, ini digeletakin aja enggak diberdiriin," ucap Pak Slamet.
"Makanya, kalo beton katanya masih bisa diakalin. Yang gak bisa itu tukangnya, seminggu 25 juta. Ada 39 orang seharinya 150 orang. Itungin aja," ucap Baim Wong.