“Saya dapat info, itu obat sisa yang dibuang. Saya sedang cari informasi siapa pelakunya,” imbuhnya.
Salah satu warga kelurahan Jenggot pun mengatakan bahwa fenomena banjir merah ini baru pertama kali terjadi di wilayahnya, meskipun wilayah tersebut terdapat banyak pengrajin batik.
“Biasanya tidak pernah terjadi air banjir warnanya merah. Kayaknya ini karena obat batik yang jatuh ke air banjir,” ungkap Furqon (29), slah satu warga Jenggot.
Namun, Furqon mengaku bahwa warga sekitar justru menikmati fenomena banjir merah tersebut.
Sejauh ini, air banjir merah ini tidak menimbulkan efek gatal pada kulit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: