"Namun, tidak ada bukti ilmiah yang jelas atau meyakinkan bahwa (vitamin C intravena dosis tinggi) berfungsi untuk infeksi Covid-1. Dan, itu bukan bagian standar pengobatan untuk infeksi baru ini," tulis dalam situs web tersebut yang diperbarui pada 23 Oktober 2020.
Sebuah penelitian sedang dilakukan di China untuk memastikan apakah pengobatan ini berguna untuk pasien Covid-19 yang parah.
Mengenai pencegahan, Harvard Medical School menyatakan tidak ada bukti yang mengonsumsi vitamin C membantu mencegah infeksi virus corona penyebab Covid-19.
Sementara, dosis standar vitamin C umumnya tidak berbahaya.
Dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping, termasuk mual, kram, dan peningkatan risiko batu ginjal.
Para peneliti University Hospital of Zurich, lewat penelitiannya pada April 2020, tidak menemukan bukti ilmiah bahwa vitamin C secara oral atau intravena bermanfaat dalam mengobati virus corona penyebab Covid-19.
Badan kesehatan dunia WHO menegaskan, mikronutrien seperti vitamin D dan C serta seng sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh dan berperan penting dalam meningkatkan kesehatan.
"Saat ini tidak ada panduan tentang penggunaan suplemen mikronutrien sebagai pengobatan Covid-19," tulis WHO.
Profesor di Pusat Penelitian Radikal Bebas Universitas Otago, Magreet Vissers, yang memiliki spesialisasi dalam penggunaan vitamin C untuk mengobati penyakit, mengatakan, menganjurkan vitamin C intravena dosis 30 gram untuk mencegah Covid-19 merupakan anjuran yang bodoh.
“Ini satu langkah di atas menyuntik diri Anda dengan pemutih. Ini mungkin tidak berbahaya, tapi tidak akan membuat Anda tetap aman,” kata Vissers dikutip dari Australian Associated Press.