Dalam suatu penelitian, para peneliti melihat risiko disfungsi ereksi pada pria yang mengonsumsi obat sekitar 10 macam atau lebih setiap harinya.
Setelah mempertimbangkan faktor risiko disfungsi ereksi lainnya, seperti usia, kegemukan, diabetes, dan kebiasaan merokok, diketahui bahwa pengaruh obat-obatan itu tetap tinggi.
Karena itu, dokter disarankan mengevaluasi kembali obat-obatan yang diberikan kepada pasiennya yang menderita impotensi, bahkan jika memungkinkan menguranginya.
Apalagi, beberapa situasi perubahan gaya hidup sehat, seperti diet sehat dan olahraga, bisa menggantikan fungsi obat.
"Terkadang pasien diberikan obat-obatan yang tidak terlalu diperlukan. Bila hal itu bisa dikurangi, mungkin akan membantu pasien yang menderita impotensi," kata Dr Diana C Londono, urolog dari Mayo Clinic yang melakukan riset ini.
Baca Juga:Tak Cuma Bermanfaat Bagi Wanita, Gerakan Senam Ini Justru Bisa Tingkatkan Kualitas Seks Bagi Pria
Obat-obatan yang terkait dengan risiko disfungsi ereksi antara lain obat untuk tekanan darah tinggi, seperti beta blocker dan thiazides, obat yang dipakai untuk mengatasi depresi dan kecemasan, serta obat-obatan lain yang mengganggu kadar testosteron.
"Kami belum mengetahui bagaimana obat-obatan itu memperburuk gangguan ereksi. Mungkin ada interaksi antarobat yang memiliki efek kecil pada kemampuan ereksi meski efek itu tidak tertulis dalam label obat," kata Londono.
Artikel ini sudah pernah tayang di GridHealth.id dengan judul: Pria Jangan Terlalu Banyak Minum Obat, Risikonya Bisa Terkena Impotensi