Jangan Anggap Remeh! Meski Telah Dinyatakan Sembuh dari Corona,5 Gejala Mengganggu ini Mungkin Tak Bisa Hilang
GridHITS.id -Meski sudah dinyatakan sembuh corona, dua gejala ini masih mungkin dirasakan oleh pasien yang sudah sembuh dari corona.
Banyak orang meremehkan corona dan menyamakan penyakit ini dengan flu.
Padahal, corona bukan penyakit flu yang bisa sembuh dalam hitungan hari.
Corona butuh waktu 2 minggu lebih untuk sembuh.
Bahkan setelah dinyatakan sembuh, banyak gejala corona yang masih bisa dirasakan, alias menetap.
Dilansir GridHITS.id dari kompas.com,ribuan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 melaporkan masih mengalami gejala, bahkan setelah mereka dinyatakan sembuh.
Ada banyak gejala yang masih bisa dirasakan meski sudah divonis sembuh dari corona.
Gejala yang dialami bervariasi, mulai dari demam, kabut otak, kehilangan memori, mimisan, sesak napas, kehilangan pengelihatan, dan lainnya.
Business Insider berbicara pada 80 orang yang memiliki gejala menetap tersebut. Sementara kasus Covid-19 terus bertambah di banyak negara, jumlah pasien sembuh yang mengalami gejala menetap seperti mereka akan bertambah.
Apa gejala menetap setelah dinyatakan sembuh dari corona?
Baca Juga:Hati-Hati Bisa Jadi Sering Ke Sini, Ini 5 Lokasi Rentan Penyebaran Covid-19
1. Gangguan Kesehatan Mental
Elisa McCafferty, seorang pekerja asal Reading, Inggris, yang mengalami kondisi tersebut mengatakan, beberapa orang beruntung karena bisa pulih dalam beberapa pekan setelah dinyatakan positif.
Namun, tidak semua seberuntung mereka. "Bagi kami pemulihan butuh waktu yang lebih lama," katanya, seperti dilansir Business Insider.
Sebelum terinfeksi Covid-19, ia mengaku tak memiliki masalah kesehatan mental namun kini ia merasakan kecemasan dan depresi.
Empat bulan setelah merasakan gejala pertama, ia masih merasa sakit, selalu merasa kelelahan dan mengalami kabut otak. "Pada beberapa hari aku merasa bahagia tapi di beberapa hari lainnya aku merasa tidak memiliki perasaan apapun," ujarnya.
Namun, ketika ia kembali bekerja pada Juli lalu, anehnya ia tidak mampu mengingat bagaimana cara memasang sakelar lampu.
"Rasanya seperti aku pertama kali melakukannya. Aku menangis di perjalanan pulang dan berpikir, mengapa ini bisa terjadi padaku?" katanya.
Kini, ia hanya bisa bekerja beberapa hari dalam satu waktu dan merasa tidak aman tentang masa depannya.
2. Lebih dari 1 Gejala Menetap
Namun, setidaknya beberapa dokter menyadari hal itu. Ahli saraf Svetlana Blitshteyn, misalnya, mengatakan pernah merawat beberapa pasien dengan kasus seperti Martinez.
Beberapa pasien datang ke kliniknya dengan gejala baru seperti kelelahan, pusing, kesulitan berdiri, jantung berdebar, sesak napas, hingga tidak mampu berolahraga seperti sebelumnya.
"Atau mereka juga mengalami sakit kepala, mati rasa, gangguan tidur, masalah kognitif, serta masalah suasana hati," ungkapnya. Sementara ahli jantung Saiya Khan mengatakan, pasien dengan gejala kelelahan adalah salah satu gejala pasca-Covid yang sering ditemui pada pasiennya.
"Yang kami temukan adalah mereka merasa lelah luar biasa beberapa minggu atau bulan setelahnya," kata Khan.
Sebuah studi tentang gejala virus corona yang menetap menemukan bahwa pada 87 persen pasien setidaknya mereka mengalami satu gejala menetap.
Masa Pemulihan Pada awal pandemi, otoritas kesehatan mengatakan bahwa pemulihan Covid-19 biasanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu dan orang tua lebih berisiko tinggi.
Namun pada Juli, jelas bahwa 20 persen dewasa muda tanpa penyakit penyerta tetap menderita gejala, bahkan hingga tiga minggu setelah dites positif.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kini menyadari bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan.
Elissa Miolene (27), warga New York City yang pernah terinfeksi Covid-19, juga merasakannya.
3. Nyeri Punggung
Ini sudah lebih dari 115 hari setelah ia dites positif, namun Elissa masih merasakan gejala-gejala yang sama.
"Bagiku, hidup saat ini adalah tentang bangun di tengah malam dan menangis karena aku merasakan sangat sakit tetapi tidak tahu kenapa," katanya.
Elissa dulunya adalah perempuan 20 tahunan yang aktif dan sehat.
Namun kini, ia harus mengandalkan terapi fisik virtual untuk mengatasi nyeri punggung dan dada yang dirasakannnya.
"Aku tidak tahu kapan aku akan lebih baik. Tidak tahu kapan aku bisa merasakan diriku sendiri lagi, atau kapan bisa melakukan hal-hal yang aku sukai lagi," kata dia.
4. Demam dan Kerontokan Rambut
Sementara itu, warga asal Boise, Idaho, Amerika Serikat, Stephen Smith (64) adalah salah seorang pasien yang memiliki gejala bertahan paling aneh.
Ia terkena infeksi Covid-19 pada Februari lalu setelah perjalanan dinas ke Asia.
Kemudian ia merasakan demam, infeksi usus, kerontokan rambut, jempol kaki membengkak, dan sakit kepala.
Tujuh bulan kemudian, ia masih merasakan sakit.
"Kau harus percaya bahwa ini serius dan berpotensi membuatmu sangat sakit, dan dalam beberapa kasus bisa membunuhmu," kata Smith.
5. Sesak Napas dan Kelelahan
Lebih dari lima bulan setelah terinfeksi dalam sebuah kapal pesiar, warga lainnya, McCafferty (48), juga masih merasakan gejala sesak napas dan sangat mudah kelelahan. Ia mengaku kesulitan naik tangga untuk pergi ke toilet tanpa kehabisan napas.
"Ada hari di mana aku menangis tanpa alasan. Kondisi itu hanya akan membuatku marah," ungkapnya.
Hari-hari yang sangat buruk baginya adalah ketika ia merasa sangat tidak memiliki energi.
McCafferty mengaku bisa tidur selama sembilan hingga 10 jam pada malam hari, tetapi tulangnya masih terasa lelah ketika bangun.
Baca Juga:Ingin Wajah Cerah dan Awet Muda Tanpa Skincare? Kunyit Jurus Jitunya! Begini Cara Mudah Membuatnya
Bahkan, ia bisa jatuh jatuh pingsan. "Kemudian otakku seperti berkabut. Aku juga bisa berada di tengah-tengah kalimat saat berbicara denga klien atau temanku, lalu aku bisa benar-benar lupa dengan apa yang ku katakan," sambungnya.
Ketidakpastian ini sekarang menghantui ribuan orang yang bertanya-tanya apakah mereka sekarang memiliki kondisi kronis.
Mereka juga kerap bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengenai apa yang akan mereka lakukan dalam hidup dalam kondisi seperti itu.
"Jadi, setiap aku pergi tidur, aku selalu berdoa kepada Tuhan agar keesokan harinya kondisi menjadi lebih baik," kata Martinez.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gejala yang Tersisa Setelah Sembuh dari Covid-19"