Saat dikonfirmasi terpisah, Kepala Penerangan Landasan Udara Halim Perdanakusuma Mayor Rizwar pun menjelaskan, dentuman tersebut merupakan efek dari ledakan TNT (trinitrotoluene).
Ia mengatakan, bahan peledak tersebut digunakan dalam acara Korps Paskhas sebanyak dua kali pada sekitar 19.30 WIB dan 05.00 WIB.
“Itu kemarin ada acara tradisi penyambutan prajurit baru di Yonko 461,” ujar Rizwar saat dikonfirmasi, Selasa (22/9/2020).
Rizwar menambahkan, TNT merupakan bahan peledak dari nitrogen yang hanya menghasilkan efek ledakan suara, tidak untuk menghancurkan material.
“Jadi hanya efek suara saja,” sambungnya.
Sebelumnya, BMKG sempat menduga bawah dentuman itu mungkin terkait fenomena petir di Gunung Salak, Jawa Barat.
Akan tetapi, Ketua Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, berdasarkan hasil monitoring, pihaknya tidak mencatat adanya aktivitas gempa ketika warga melaporkan adanya peristiwa tersebut semalam.
"Saat warga melaporkan suara dentuman malam ini, BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik di Jakarta dan sekitarnya," ujar Daryono.
Namun, dari hasil monitoring petir yang dilakukan BMKG didapati adanya aktivitas di kawasan Gunung Salak sekitar pukul 19.00 - 21.00 WIB saat sejumlah warga mengaku mendengar suara dentuman.