Vaksin itu kemudian berganti nama menjadi Sputnik V.
Pakar vaksin mengecam langkah tersebut sebagai langkah yang berisiko.
Lalu Rusia kemudian menarik kembali pengumuman tersebut.
Mereka menggantinya dengan mengatakan bahwa persetujuan tersebut adalah "sertifikat pendaftaran bersyarat," yang akan bergantung pada hasil positif dari uji coba Tahap 3.
Uji coba tersebut awalnya direncanakan hanya untuk 2.000 relawan, kemudian diperluas menjadi 40.000 relawan.
Pada 4 September, tiga minggu setelah pengumuman Putin, peneliti Gamaleya menerbitkan hasil uji coba Tahap 1/2 mereka.
Dalam sebuah penelitian kecil, mereka menemukan bahwa Sputnik menghasilkan antibodi terhadap virus corona dan efek samping ringan.
Sementara itu, Rusia merundingkan kesepakatan untuk memasok vaksin ke negara-negara termasuk Brasil, Meksiko, dan India.
5. CanSinoBio
Perusahaan China CanSino Biologics mengembangkan vaksin berdasarkan adenovirus yang disebut Ad5, bekerja sama dengan Institut Biologi di Akademi Ilmu Kedokteran Militer negara itu.