Follow Us

Jangan Terkejut! Disebut-sebut Lebih Sehat dan Kaya Mineral daripada Garam Biasa, Ahli Malah Kaget Lihat Bukti Garam Himalaya ini

Saeful Imam - Rabu, 05 Agustus 2020 | 21:33
Disebut Lebih Sehat dan Harganya Jauh Lebih Mahal, Garam Himalaya Kini Justru Ditarik Peredarannya Serta Dimusnahkan oleh Kemendag RI! Ada Apa?
Freepik.com

Disebut Lebih Sehat dan Harganya Jauh Lebih Mahal, Garam Himalaya Kini Justru Ditarik Peredarannya Serta Dimusnahkan oleh Kemendag RI! Ada Apa?

Jangan Terkejut! Disebut-sebut Lebih Sehat dan Kaya Mineral daripada Garam Biasa, Ahli Malah Kaget Lihat Bukti Garam Himalaya ini

GridHITS.id - Banyak yang mengatakan, garam himalaya lebih sehat daripada garam biasa.

Ini karena kandungan mineralnya lebih tinggi daripada garam biasa.

Tak usah heran, banyak ibu yang menggunakan garam ini.

Baca Juga: Digemari Masyarakat Indonesia karena Lebih Sehat, Tiba-tiba Kemendag RI Tarik dan Musnahkan Peredaran Garam Himalaya! Ada Apa?

Baca Juga: Coba Tambahkan 2-3 Sendok Makan Garam ke Dalam Sampo, Kini Rambut Berminyak Akan Mudah Teratasi

Selain itu, dilihat dari pengolahan, garam himalaya dikenal lebih steril dan higienis.

Mengutip Medical News Today, secara kandungan kimiawi, garam Himalaya sangat persis dengan garam dapur atau garam biasa karena mengandung 98 persen natrium klorida (NaCL).

Sedangkan 2 persen lainnya dalam garam Himalaya terdiri atas berbagai mineral seperti potasium, magnesium, dan kalsium.

Ada yang mengklaim garam himalaya lebih higienis dan murni.

Tentang hal ini boleh jadi pendapatnya tepat.

Garam biasa atau garam dapur biasanya melalui berbagai proses, mulai penyulingan, pemanasan, bahkan pemutihan.

Proses itu jelas tidak murni, bandingkan dengan garam himalaya yang diambil langsung dari kaki Gunung Himalaya.

Kandungan nutrisi dan mineralnya pun menjadi tidak berkurang.

Tapi seperti diulas di atas, kandungan natrium clorida tetap mendominasi, sebanyak 98 persen.

Baca Juga: Cukup Gunakan 4 Bahan Alami Ini, Kutu Rambut Beserta Telurnya Akan Hilang dengan Mudah

Baca Juga: Ini Bahaya Pergi Tidur Saat Rambut Masih Basah, Menyebabkan Iritasi Kulit hingga Sakit Kepala

ASAL USUL GARAM HIMALAYA

Melansir Healthline, garam himalaya adalah garam yang ditambang dari kawasan pertambangan garam Khewra, di dekat Himalaya, Pakistan.

Tambang garam Khewra adalah salah satu tambang garam tertua dan terbesar di dunia.

Tambang ini diyakini terbentuk sejak jutaan tahun silam.

Garam himalaya diekstraksi secara manual dan minim proses pemurnian, sehingga garam ini minim tambahan zat kimia.

Namun, seperti garam biasa atau garam dapur, garam himalaya banyak mengandung natrium klorida.

Cara menggunakan garam himalaya serupa dengan garam biasa.

Yakni untuk memasak, membumbui makanan, untuk mengangkat sel kulit mati saat mandi, dll.

Beda garam himalaya dengan garam biasa Berkat pemrosesan secara alami ditunjang kandungan mineral yang berbeda dari garam biasa, garam himalaya memiliki warna merah muda.

Salah satu yang membuat mineral yang membuat warna garam himalaya berwarna merah muda adalah zat besi.

Salah satu studi menganalisis kandungan nutrisi berbagai jenis garam termasuk garam himalaya dan garam biasa (garam dapur).

Baca Juga: Coba-coba Minum Air Rendaman Bawang Putih Selama Dua Minggu, Pria ini Kaget karena Perutnya Lebih Rata dan Batuk Pileknya Hilang

Baca Juga: Masyarakat di Daerah Ini Patut Waspada Virus Corona, Berikut Wilayah dengan Rasio Kematian Covid-19 Tertinggi di Indonesia

Berikut hasilnya:

Garam himalaya per satu gram mengandung:

Kalsium: 1,6 miligram

Kalium: 2,8 miligram

Magnesium: 1,06 miligram

Zat besi: 0,0369 miligram

Sodium: 368 miligram

Garam biasa (garam dapur) per satu gram memiliki:

Kalsium: 0,4 miligram

Kalium: 0,9 miligram

Magnesium: 0,0139 miligram

Zat besi: 0,0101 miligram

Natrium: 381 miligram

Seperti yang terlihat dari perbandingan kandungan gizi kedua garam di atas, garam dapur memiliki lebih banyak natrium ketimbang garam himalaya.

Sementara garam himalaya mengandung lebih banyak kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.

Akan tetapi, perbedaan kandungan nutrisi kedua jenis garam tersebut sangat kecil atau tidak signifikan.

Untuk memenuhi kebutuhan kalium per hari misalkan, dibutuhkan 1,7 kilogram garam hilamaya per hari.

Jumlah tersebut tidak realistis untuk dikonsumsi, karena konsumsi garam berlebihan justru bisa berbahaya bagi kesehatan.

Baca Juga: Iseng Campur Garam ke Botol Sampo, Ini yang Akan Terjadi pada Rambut dan Kulit Kepala

Baca Juga: Bukan Berkumur Air Garam, Ini 5 Cara Ampuih Membasmi Batuk dan Sakit Tenggorokan

GARAM HIMALAYA DAN DIET

Beberapa klaim menyebut manfaat garam himalaya di antaranya bisa menunjang diet.

Namun, sejumlah klaim kesehatan terkait garam himalaya belum memiliki bukti kuat atau studi pendukung.

Melansir Medical News Today, garam himalaya diklaim lebih rendah natrium ketimbang garam biasa, sehingga dianggap bisa menunjang diet.

Padahal, merujuk data studi, perbedaannya tidak signifikan sehingga klaim tersebut tidak sepenuhnya tepat.

Faktanya, ukuran kristal garam himalaya ada yang lebih besar ketimbang garam biasa dan ada yang sama saja.

Secara teknis, ukuran kristal garam yang lebih besar membuat porsi natrium per takarannya jadi lebih sedikit.

Sehingga, penggunaannya bisa jadi lebih sedikit ketimbang pemakaian garam biasa.

Namun, perlu diperhatikan, ada juga garam himalaya yang punya ukuran butiran sama dengan garam biasa.

Baca Juga: Coba Tambahkan 2-3 Sendok Makan Garam ke Dalam Sampo, Kini Rambut Berminyak Akan Mudah Teratasi

Baca Juga: Iseng Gantikan Lulur Mandi dengan Garam untuk Bersihkan Kotoran yang Menempel di Tubuh, Wanita Ini Kaget Lihat Perubahan yang Terjadi Pada Tubuhnya Setelah Mandi

Sehingga, takaran penggunaannya jadi sama saja.

Hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan garam himalaya maupun garam biasa sebenarnya terkait batas aman konsumsi natrium per hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan menganjurkan, konsumsi garam setiap orang maksimal 2.000 miligram natrium, atau 1 sendok teh, atau 5 gram per hari.

Efek samping konsumsi garam berlebihan bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, osteoporosis, sampai penyakit ginjal.

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular