Kementerian pertahanan Rusia mengatakan tentara Rusia bertugas sebagai sukarelawan terkait uji coba terhadap manusia. Alexander Ginsburg, direktur proyek, mengatakan dia ikut menjadi sukarelawan uji coba vaksin itu.
Para pejabat Rusia mengatakan obat itu dipercepat persetujuannya karena pandemi global dan Rusia mengalami serangan parah.
Negara itu saat memiliki lebih dari 800.000 kasus Covid-19. "Ilmuwan kami fokus bukan pada menjadi yang pertama tetapi pada melindungi orang," kata Dmitriev.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hingga kini belum ada vaksin MERS yang disetujui.
Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan staf medis garis depan akan menjadi yang pertama divaksinasi setelah obat baru tersebut disetujui untuk penggunaan umum.
Uji coba vaksin skala besar di Inggris, Amerika Serikat, dan di tempat lain sedang berjalan cepat tetapi belum berkomitmen untuk tenggat waktu dimana produk mereka akan disetujui.
Hasil awal dari uji coba vaksin yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca menjanjikan, namun Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO mengatakan masih banyak jalan yang harus ditempuh.
Pada awal bulan ini, Rusia membantah tuduhan telah melakukan kegiatan mata-mata dan meretas laboratorium penelitian Amerika, Kanada, dan Inggris, terkait pengembangan vaksin.
Pejabat Rusia juga membantah laporan yang menyebut anggota elite politik dan bisnis negara itu, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, telah diberikan akses awal terhadap vaksin Covid-19 itu.
Artikel ini sudah tayang di SerambiNews dengan judul:Jadi Negara Pertama di Dunia, Rusia Siap Luncurkan Vaksin Covid-19 pada Pertengahan Agustus