Baca Juga: Di Sini Informasi Test Swab atau PCR Covid-19 Seluruh Indonesia, Baik yang Gratis Maupun Mandiri
Baca Juga: Karena Pasien Tak Jujur, Lebih dari 50 Tenaga Medis RSUP Dr Sardjito Kena Tulah, Ini Hasil Swab-nya
Ayah anak itu, Abdullah Al Joufan, menceritakan detil kecelakaan tragis itu. Dia membenarkan bahwa dia menolak menjalani anestesi umum untuk anaknya.
Tetapi dokter bersikeras dengan menunjukkan bahwa setelah tindakan, anak itu akan diperiksa oleh dokter spesialis anak, padahal staf rumah sakit mengatakan dokter spesialis anak sedang cuti.
Menurut Al Joufan, orang-orang bingung pada hari berikutnya karena anaknya tiba-tiba kehilangan kesadaran akibat saluran pernapasan yang terhalang.
Di tengah upaya untuk terus membuat anak itu sadar kembali, Al Joufan menyadari kalau kesehatan anaknya memburuk dan meminta pihak rumah sakit memindahkan putranya ke rumah sakit khusus di Riyadh.
Meski pun disetujui, ambulans datang terlambat. Anak lelaki Al Joufan sudah meninggal dunia.
Sang ayah kemudian menyerahkan 2 laporan terkait penyelidikan atas kematian putranya dan penanganan yang salah atas situasi tersebut.
Dia meminta menteri kesehatan untuk membentuk komite penyelidikan sesegera mungkin.
Dia sendiri telah mendapatkan panggilan telepon dari Menteri Kesehatan, Dr Tawfiq Al Rabiah yang menyampaikan bela sungkawa atas kematian putranya, serta dari Direktur Urusan Kesehatan di Riyadh Hassan Al Shahrani.