Menanggapi ramai pembuatan telur asin variasi baru tersebut, dokter dan ahli gizi pun mengurai pendapatnya.
Dilansir dari Kompas.com, ada pendapat ahli gizi Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr Inge Permadhi, SpGK.
Ia mengungkapkan saat telur mentah tersebut direndam dengan air panas di dalam toples dan dicampur garam, cabai, dan bawang putih tidak mengurangi nilai gizinya.
"Garam itu pengawet. Mungkin kalau kurang dari semalam, rasa garamnya belum masuk," ujar Inge saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (1/7/2020).
Adapun manfaat dan gizinya masih sama seperti telur biasa, yakni sebagai sumber protein dan garam sebagai pengawetnya.
"Hanya ini sudah asin rasanya dan lebih awet," ujar Inge.
Yang perlu diperhatikan adalah bagi penderita hipertensi, sebaiknya tidak mengonsumsi telur asin ini lantaran dapat meningkatkan tekanan darah pada seseorang.
"Hati-hati saja untuk penderta hipertensi, karena akan semakin tinggi tekanan darahnya," lanjut dia.
Di sisi lain, ahli gizi dr. Samuel Oetoro MS, Sp.GK mengungkapkan, tindakan memberi rasa pada telur asin diperbolehkan jika seseorang ingin menghadirkan cita rasa bagi telur tersebut.
Namun, jika cara memasaknya tidak benar, maka bakteri salmonella dapat menginfeksi manusia.