"Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa seribu sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelanlah ya sambil proses untuk mencapai itu," kata Fikser.
Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan bahwa terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari.
Tujuannya, untuk memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid.
"Jadi, prosesnya memang harus melewati uji validasi, supaya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan," ujar dia.
Kepala Dinas Komunikaai dan Informatika Kota Surabaya ini menuturkan, mekanisme dan hasil pemeriksaan di lab PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan bantuan mobil lab dari BIN.
Sebab, untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya.
"Baru setelah itu hasil keluar, apakah pasien itu negatif atau positif," kata dia.
Di sisi lain, Fikser menuturkan Pemkot Surabaya sudah membagikan alat Virus Transport Media (VTM) kepada beberapa rumah sakit.
VTM berfungsi sebagai alat pengambilan cairan dari kerongkongan dan hidung.
"Nanti juga akan dilampiri surat dari kami berisi permohonan untuk diperiksa di lab tersebut," ujar dia.
Demi membantu kinerja di BBTKLPP, Fikser memastikan sudah mengirimkan lima petugas Pemkot Surabaya ke lab tersebut, sehingga dia berharap proses pemeriksaan sampel di lab tersebut bisa semakin cepat.
"Kepala BBTKLPP juga bilang akan full membantu Kota Surabaya," tutur Fikser.