Follow Us

Berpotensi Jadi Episentrum Wabah Corona di Asia Tenggara, Ternyata Tempat ini Diduga Jadi Biang Keladi Tersebarnya Corona di Surabaya

Saeful Imam - Kamis, 28 Mei 2020 | 19:37
Surabaya kini bisa disebut sebagai Wuhan kedua.
Kolase/Tribun Kaltim dan Tribun Bali

Surabaya kini bisa disebut sebagai Wuhan kedua.

Berpotensi Jadi Episentrum Wabah Corona di Asia Tenggara, Ternyata Tempat ini Diduga Jadi Biang Keladi Tersebarnya Corona di Surabaya

GridHITS.id - Jumlah penderita positif corona di Surabaya terus meroket.

Bahkan, jumlahnya melebihi episentrum corona sebelumnya, DKI Jakarta.

Surabaya pun bisa menjadi Wuhan Kedua dan bisa menjadi episentrum wabah corona di Asia Tenggara.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi menyebutkan 65 persen kasus virus corona Jawa Timur berasal dari Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik).

"Ini tidak main-main, kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan," kata Joni, Rabu (27/5/2020).

Saat ini, Joni menjelaskan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim sedang fokus untuk menurunkan rate of transmission (tingkat penularan) Covid-19 terutama di Surabaya yang saat ini masih 1,6 persen.

"Artinya ketika ada 10 orang (positif Covid-19) dalam satu Minggu jadi 16 orang," lanjut Dirut RSUD dr Soetomo ini.

Sedangkan untuk menurunkan Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian, Joni menjelaskan pihaknya melakukan clinical research mulai penggunaan Avigan, Terapi Plasma Convalescent, ataupun Aspirin.

"Bapak Menkes sudah memerintahkan ke saya dan obat tertentu seperti pemakaian aspirin semuanya kita coba dengan kaidah kesehatan tertentu," ucapnya.

Seperti diketahui, Surabaya memang menjadi epicentrum penularan Covid-19 di Jawa Timur.

Per 26 Mei 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur mencapai 3939 kasus.

Dari jumlah tersebut Kota Surabaya sendiri menyumbang 2.118 kasus.

Sedangkan Sidoarjo 542 kasus dan Gresik 134 kasus.

Tiga daerah di Surabaya Raya ini menyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Jatim. (Sofyan Arif Candra)

Ilustrasi Virus CoronaIlustrasi Virus Corona (Stocktrek Images/Getty Images via Kompas.com)Malang Raya Bisa Mulai Siapkan New Normal

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut daerah di kawasan Malang Raya bisa mulai menyiapkan diri untuk melakukan tata kehidupan baru atau New Normal di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal itu ia katakan di tengah kunjungannya ke kampung tangguh di RW 1 Dusun Pendem, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rabu (27/5/2020) sore.

Didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran, Pangdam V Brawijaya Mayend TNI Iryansyah dan juga Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Gubernur Khofifah meninjau kampung tangguh yang memiliki kemandirian di tengah pandemi Covid-19.

Dikatakan Khofifah, malam ini pihaknya akan melakukan rapat dengan para kepala daerah di Malang Raya.

Mulai Bupati Malang, Wali Kota Malang dan Wali Kota Batu untuk melakukan musyawarah bersama dengan agenda evaluasi PSBB dan kelanjutannya.

“Nanti sore kami akan musyawarah bersama dengan Wali Kota Batu, Bupati Malang dan Wali Kota Malang."

"Ada kurva epidemologi yang sebetulnya Malang Raya setelah PSBB tahap satu, bisa melakukan persiapan untuk transisi tata kehidupan baru atau New Normal,” kata Khofifah.

Hal ini karena dikatakan Khofifah bahwa kurva epidemiologi perkembangan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Malang Raya ini terbilang melandai.

Sehingga dinilai siap untuk melakukan transisi tata kehidupan baru meski PSBB baru.

“Sesuai hitungan dari masa pelaksanaan PSBB akan berakhir 30 Mei 2020."

"Maka setelah ini kami akan rapat untuk optimalisasi PSBB atau kemungkinan transisi new normal,” tandas Khofifah.

Lebih lanjut ia mengapresiasi pelaksanaan PSBB di Malang Raya yang dinilai mampu menekan penyebaran covid-19.

Di mana angka pertambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 bisa ditekan di kawasan Malang Raya.

Pasalnya di Malang Raya ini memiliki 300 kampung tangguh yang sudah didirikan secara mandiri oleh warga guna menghadapi pandemi Covid-19.

Salah satunya yang dikunjungi Khofifah bersama Forkopimda Jatim hari ini.

Di kampung tanggung Desa Pendem ini mereka memiliki lumbung pangan, gerakan sukarelawan untuk penyediaan sayuran, penyediaan ruang isolasi dan juga penyediaan layanan pemulasaraan jenazah.

Warga kampung juga memiliki SOP pembatasan mobilitas warga yang keluar dan masuk desa sejak bulan Maret yang lalu.

Sehingga menurut Khofifah layak untuk dijadikan role model di kampung lain di Jawa Timur. (Fatimatuz Zahro)

TEMPAT INI JADI PUSAT PENYEBARAN COVID-19

Ternyata, tim Gugus Covid-19 mengungkapkan, warung-warung kopi rumahan atau tenda yang bertebaran di Surabaya bisa menjadi pusat penyebaran wabah corona.

Apalagi, beberapa warung kopi memiliki area yang sempit dan kecil, sedangkan pelanggannya memadati area warung.

Tak sedikit pula dari mereka yang tak menggunakan masker.

Selain warung kopi tenda, warung kopi berbentuk kafe juga bisa menjadi pusat penularan, utamanya yang mengabaikan protokoler kesehatan.

Sebab, meski pengunjungnya terlihat sehat, bukan tidak mungkin mereka menderita covid-19 tanpa gejala (OTG) atau membawa virus corona pada tubuh dan pakaiannya.

Lihat saja buktinya saat tim covid-19 melakukan sidak pada warung-warung kopi beberapa pekan lalu.

Dua pengunjung warung kopi atau kafe di kawasan Jalan Gunungsari Surabaya dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Selasa (14/4/2020) malam.

Mereka dinyatakan terindikasi positif atau reaktif lewat alat rapid test virus corona yang disediakan Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur (Jatim) dan Polda Jatim.

Pengunjung tersebut akan menjalani tes swab untuk memastikan terinfeksi Covid-19 atau tidak. "Sesuai SOP, kedua pengunjung warung kopi itu langsung dilakukan swab untuk menindaklanjuti hasil rapid test," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko ketika dikonfirmasi, Selasa malam.

Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dan Polda Jatim masih menggelar razia untuk membubarkan masyarakat yang masih keluyuran dan nongkrong di malam hari.

Sebelum dibubarkan, masyarakat yang berkumpul itu akan menjalani rapid test virus corona baru atau Covid-19 terlebih dulu.

Kedua pria yang dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim itu berasal dari kafe yang berbeda.

Mereka dibawa menggunakan mobil ambulans yang telah disediakan tim patroli gabungan.

Tak cuma melakukan rapid test terhadap pengunjung, tim patroli gabungan menyemprotkan cairan disinfektan di sejumlah kafe dan warung kopi.

"Lokasi warung juga disemprot disinfektan dan pemilik warung serta pengunjung membuat surat perjanjian dan kami data," kata Trunoyudo.

Trunoyudo mengatakan, hasil rapid test reaktif itu membuktikan kerumunan seperti di kafe atau warung kopi menjadi tempat rawan penyebaran virus corona baru.

Ia berharap masyarakat mematuhi imbauan pemerintah dan maklumat Kapolri Jenderal Idham Azis untuk menjaga jarak selama pandemi Covid-19.

Masyarakat diminta tetap berada di rumah dan tak keluyuran untuk memutus penyebaran virus corona.

Trunoyudo menegaskan, tim patroli gabungan akan terus melakukan sosialisasi tentang bahaya Covid-19 dan membubarkan warga yang masih berkerumun selama pandemi corona.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nongkrong Saat Pandemi Corona, 2 Warga Surabaya Dibawa ke RS karena Hasil Rapid Test Reaktif" dan suryamalang.com dengan judul Bahaya! Surabaya Bisa Jadi 'Wuhan Kedua' Karena Tingkat Penularan Virus Corona yang Tinggi

Source : Surya Malang, kompas

Editor : Hits

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular