Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jadi Buronan Polisi, Ahli Sosial Bongkar Kondisi Psikologis Ferdian Paleka Sampai Jalankan Aksi Prank Jahatnya

Riska Yulyana Damayanti - Jumat, 08 Mei 2020 | 04:00
Aksi prank YouTuber Ferdian Paleka mendapat kecaman
Kolase foto tangkap layar YouTube.com/Ferdian Paleka

Aksi prank YouTuber Ferdian Paleka mendapat kecaman

Jadi Buronan Polisi, Ahli Sosial Bongkar Kondisi Psikologis Ferdian Paleka Sampai Jalankan Aksi Prank Jahatnya

GridHITS.ID -Sosok youtuber, Ferdian Paleka hingga saat ini masih menjadi buronan polisi.

Seperti yang kita ketahui, sebelumnya Ferdian Paleka dan kedua temannya dengan tega melakukan prank,memberikan bingkisan isi batu bata dan sampah kepada waria serta anak kecil.

Dari kacamata sosial, bagaimana bisa menjelaskan fenomena seperti ini?

Baca Juga: Air Mata Buaya! Sebelumnya Nangis-nangis Minta Maaf, Polisi Malah Sebut Orangtua Ferdian Paleka Bantu Sembunyikan Anaknya

Baca Juga: Salah Satu Pelaku Prank Sembako Sampah Telah Menyerahkan Diri, Pemilik Channel Youtube, Ferdian Paleka dan Satu Kawannya Malah Melarikan Diri

Tertekan karena keadaan

Pengamat sosial dari Univeristas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menilai, perbuatan prank seperti ini dikarenakan sejumlah hal.

"Prank dalam sosiologi yang disebut sebagai black comedy atau guyonan hitam, muncul bila dalam situasi yang tak nyaman, tertekan sehingga muncul untuk meringankan keadaan," kata Drajat kepada Kompas.com, Rabu (6/5/2020).

Menurut Drajat, fenomena prank tersebut muncul karena masyarakat diharuskan tinggal di rumah saat pandemi corona seperti saat ini sehingga memunculkan kondisi tidak nyaman dan tertekan.

Tinggal di rumah, kata Drajat, membuat sebagian masyarakat merasa hidupnya tidak nyaman dan tidak produktif sehingga kemudian memunculkan kreasi-kreasi seperti prank yang viral tersebut.

"Nah kreasi terhadap kondisi-kondisi yang dirasakan tidak benar dalam keadaan yang tertekan inilah kemudian inovasi melakukan black comedy muncul," papar Drajat.

Baca Juga: Lakukan Prank Bagi-bagi Sembako Berisi Batu dan Sampah Pada Waria, Youtuber Ferdian Paleka Jadi Buronan Polisi

Baca Juga: Salah Satu Pelaku Prank Sembako Sampah Telah Menyerahkan Diri, Pemilik Channel Youtube, Ferdian Paleka dan Satu Kawannya Malah Melarikan Diri

Pelanggaran etika

Drajat mengatakan, black humor atau prank seperti ini dalam skala sangat kecil masih dapat dimaklumi.

"Tapi kalau itu sudah masuk ke ranah ruang publik yang luas apalagi sampai viral di media sosial, tentu ada pelanggaran-pelanggaran terhadap etika," tegas Drajat.

Drajat mencontohkan seperti halnya pada sila kedua Pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang mengandung arti bahwa ada aturan kehidupan yang terstandard untuk menghormati kemanusiaan.

Oleh sebab itu, wajar bila video prank yang sempat viral tersebut menyinggung banyak orang.

"Yang tersinggung dan marah itu tidak hanya orang yang terkena prank, tetapi juga masyarakat yang lain juga terciderai moralnya," ungkap dia.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh yang bersangkutan tidak sekadar kenakalan kreativitas remaja.

Melainkan ada prakondisi atau kontekstual yang mendorong terjadinya kenakalan tersebut.

Baca Juga: Jadikan Kesusahan Orang Lain Sebagai Bercandaan, YouTuber Ferdian Paleka Mendadak jadi Bulan-bulanan Warganet Atas Aksi Prank Bingkisan Berisi Sampah Untuk Para Waria

"Namanya bukan perilaku menyimpang tapi perilaku yang tidak terhormat atau tidak terpuji. Perilaku ini sifatnya temporer. Tapi harus segera dikontrol atau dikendalikan agar tidak ditiru secara luar, nanti dianggap biasa," imbuhnya.

Drajat menambahkan kenapa prank sampah tersebut tidak masuk perilaku menyimpang, lantaran sifatnya sementara bukan permanen.

Selain hal di atas, faktor usia dan kelas sosial juga berpengaruh terkait tindakan tersebut.

"Pada kategori kedua, kategori usia dan kelas, merupakan kategori yang sangat aktif dalam perubahan," katanya lagi.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Prank Sampah YouTuber Ferdian Paleka, dari Pelanggaran Etika hingga Tekanan karena Keadaan")

Source : kompas

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x