“Dengan demikian, hasil penelitian tidak dapat disimpulkan, meskipun tren dalam data menunjukkan manfaat potensial untuk remdesivir, terutama di antara pasien yang diobati pada awal penyakit,” katanya.
Meskipun demikian, uji coba ini tidak berhenti karena masih akan ada beberapa percobaan berskala besar dalam tahap lanjutan yang akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai penggunaan obat ini.
Diketahui sebelumnya, obat remdesivir merupakan salah satu obat yang diuji coba WHO untuk menobati Covid-19.
DiwartakanIntisari Online, Obat remdesivir inimampu meningkatkan kondisi pasien Covid-19 yang dalam kondisi parah.
Dilaporkan dua dari tiga pasien Covid-19 dengan kondisi parah mengalami peningkatan kondisi setelah menerima pengobatan Remdesivir tersebut.
Alhasil, obat yang awalnya digunakan untuk mengobati sakit Ebola tersebut dinilai memiliki kualitas menangkal virus.
Artikel ini sudah pernah tayang di GridHealth dengan judul:Ramdesivir Gagal Uji Klinis Menjadi Obat Covid-19, Punya Efek Samping