Hanya saja akan terjadi penurunan kasus pada bulan-bulan berikutnya.
"Selama Juni-Juli, kasus terkonfirmasi positif (diprediksi) sudah akan mencapai 106.000 kasus," sambung Wiku.
Namun ia kembali menegaskan bahwa angka yang diungkapnya itu didapat dari hasil simulasi para ilmuwan dan ahli, sehingga hanya bersifat prediksi alias belum pasti terjadi.
Oleh sebab itu, pemerintah terus mengupayakan agar kondisi di lapangan nantinya tak separah yang sudah diprediksi.
Hingga Kamis (16/4/2020), jumlah kasus positif tercatat sebanyak 5.516 dengan angka kematian 496 pasien.
Kabar baiknya jumlah pasien yang dinyatakan sembuh melampaui jumlah kematian, yakni 548 orang.
Kendati semua negara mengupayakan yang terbaik dalam menghentikan penyebaran Covid-19, baru-baru ini sebuah studi yang dilakukan ilmuwan Harvard menyampaikan jika social distancing sebaiknya dilakukan hingga 2022 mendatang.
Hal ini demi mencegah rumah sakit kewalahan akibat munculnya gelombang lain virus corona baru yang pastinya mengancam jiwa manusia.
Melansir laman AFP.com, dalam laporan tersebut dituliskan bahwa Covid-19 akan menjadi penyakit musiman seperti flu biasa, tetapi dengan tingkat penularan yang lebih tinggi dan berlangsung selama berbulan-bulan.