Semua itu menjadi risiko saat tenaga medis menjadi garda terdepan dalam menangani corona.
Apalagi, beberapa waktu lalu ada pasien yang tak jujur memberitahu kondisi kesehatan dan riwayat perjalanannya, yang setelah diperiksa beberapa hari kemudian, hasil tesnya positif.
Tingkah gegabah itu tentu membahayakan keselamatan tim medis, bahkan orang lain.
Sebab, tenaga medis termasuk dokter dan perawat bisa tertular, demikian juga dengan pasien dan masyarakat umum.
"Inilah resiko terburuknya bila ada pasien yang tidak jujur saat di lakukan test massal & di tanya riwayat perjalanannya. Tentu nya akan ada banyak lagi rekan rekan sejawat kami dr paramedis yang akan bertumbangan bila ini terus dibiarkan dengan alasan takut menjadi AIB atau takut dgn STIGMA CORONA," katanya lagi.
Tak hanya itu, guru besar bedah ini pun meminta doa dari warganet agar tetap sehat dan cepat pulih.
"Mohon doanya semua biar kami bisa kembali sehat dan dpt membantu bangsa ini melawan virus corona," ujarnya.
Dilansir Tribunnews.com, fakta memilukan itu membuatjumlah pasien positif virus corona di Semarang meningkat drastis pada Kamis (16/04).
Yakni sebanyak 284. Dari jumlah itu, 206 masih dirawat 38 sembuh dan 40 meninggal.
Sebelumnya, pada Rabu (15/4) siang jumlah kasus positif corona di Jateng sebanyak 218 orang dengan rincian, 149 orang masih dirawat, 33 sembuh, dan 36 pasien meninggal dunia.