Na'asnya pihak keluarga yang di Jakarta tak ingin menerima jasadnya.
"Kami putuskan dengan segala rasa kemanusiaan, kami menerimanya. Kami tracing, ternyata dia punya istri siri di Kota Pasuruan,” kata Teno.
Usaidipertimbangkan, Pemkot Pasuruan putuskan untuk memakamkannya di TPU Gadingrejo sebagai TPU terbesar di Kota Pasuruan.
Namun, rencana itu tak berjalan mulus karena terjadi kericuhan.
Bahkan ada warga yang sampai membawa parang demi menolak adanya pemakaman jasad pasien positif covid-19.
"Warga yang terprovokasi datang beramai-ramai. Bahkan, ada yang membawa parang," ujar Teno.
Tenolakukan tindakan tak biasa untuk yakinkan warga yang berujung pengertian warga sekitar.
"Setelah kami ajak dialog, saya sentuh nuraninya, bahkan saya mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga, mereka akhirnya mengerti dan bubar,” kata Teno.
Artikel ini telah ditulis di nakita.id dengan judul :Terjadi Lagi, Jasad Pasien Positif Covid-19 Ditolak Mentah-mentah Hingga Dibawai Parang, Pemkot Langsung Lakukan Hal Tak Terduga Untuk Bubark