"Kalau saya pribadi dan perhimpunan mengatakan lebih baik PCR yang diperbanyak, dibanding rapid test ini, karena dia men-detect antibodi, dan antibodi itu terbentuk enggak dari awal, setelah 7 hari atau setelah ada gejala," jelas dr. Erlina.
Karena baru bisa mendeteksi ketika gejala sudah muncul itulah, dr. Erlina menilai kalau alat tersebut kurang efektif.
"Kalau positif juga belum tentu Covid-19, bisa aja corona biasa, soalnya alurnya kalau positif diuji PCR, kalau negatif diulang lagi, nah kalau saya berpikir ini kalau diulang ujung-ujungnya PCR kan nambah lagi biaya, waktu, mestinya PCR diperbanyak," tukasnya.