"Alquran menggarisbawahi bahwa Allah memberikan potensi untuk tertawa dan memberikan potensi untuk menangis.
Dan Anda tidak bisa menentukan secara pasti kapan Anda tertawa dan kapan Anda menangis. Bahkan bisa jadi dalam waktu yang bersamaan Anda dapat tertawa dan menangis," tutur Quraish.
Hal itu membuat seseorang tak baik melarang orang lain untuk tertawa ataupun menangis.
"Jadi ini fitrah manusia, tidak mungkin kita melarang orang tertawa. Bahkan kalau dapat kita banyak mengajak dia untuk bergembira dan tawa itu termasuk dalam gembira. Orang yang enggak ketawa, enggak gembira, orang yang menangis itu orang yang sedih," imbuh Quraish.
Di sisi lain, Quraish menganggap jika seseorang berbagi kebahagiaan kepada siapapun adalah sikap yang mulia.
Maka dari itu, ia menyebut Pandji mempunyai peran yang penting sebagai pelawak.
"Kita ingin menjadikan orang-orang muslim dan nonmuslim itu selalu dalam suasana gembira, dan ini peranan kisah-kisah humor dan lain sebagainya. Termasuk peranan Anda (Pandji) yang menyatakan peranan Anda sebagai pelawak," ujar Quraish.
Meski begitu, Pandji mengaku kerap mendapatkan kritikan karena tak sengaja membuat orang tersinggung sebagai komika.
Pandji kemudian bertanya kepada Quraish bagaimana cara mengatasi masalah jika ada yang tersinggung akibat humor yang disampaikannya.
"Yang pertamanya itu yang menyampaikan humor, atau yang kepadanya, yang mendengar humor itu masing-masing harus mengetahui batas-batas.