Salah Kaprah! Bukannya Tangkal Virus, Penggunaan Cairan Pemutih Sebagai Disinfektan Justru Berakibat Fatal Bagi Tubuh.
GridHITS.id - Bukannya tangkal virus, penggunaan cairan pemutih sebagai disinfektan justru berakibat fatal bagi tubuh.
Virus corona yang kian menyebar nampaknya membuat masyarakat berbondong-bondong untuk menjaga kebersihan.
Banyak peralatan kebersihan yang mendadak habis di pasaran akibat virus corona ini.
Salah satu yang mulai langka adalah disinfektan yang kini mulai diburu masyarakat.
Memanfaatkan segala cara, akhrinya banyak masyarakat yang memilih untuk membuat disinfektan alami.
Mulai dari cairan pemutih hingga pembersih lantai pun dicoba untuk membuat disinfektan alami.
Namun, apakah disinfektan dengan bahan tersebut aman untuk tubuh?
Dalam mencegah penyebaran viruscorona (Covid-19), penggunaan dan penyemprotan disinfektan dinilai salah satu yang efektif.
Dilansir dari GridHealth.id, mencampurkan cairanpemutih pakaian dengan bahan lain ini sangat tidak disarankan karena bisa berbahaya.
Sebab tindakan salah kaprah tersebut justru dapat mengurangi efektivitascairanpemutih pakaian sertabisa jadi menyebabkan timbulnya reaksi kimia yang beracun dan membahayakan.
Diketahui cairanpemutih pakaianmengandungsodium hypochlorite yang disebut bisamembunuh kuman dan virus, termasuk virusinfluenza, staphylococcus, streptococcus, salmonella, dan juga virus salesma.
Sodium hypochlorite ini akan mengoksidasi atau membakar membran pelindung bakteri dan cangkang protein virus, sehingga mikroorganisme ini mudah dihancurkan.
Sayangnyasaat dicampur dengan bahan kimia lain membuat material aktif padacairan pemutih menjadi tidak maksimal.
Dilansir dari Washington State Department of Health,berikut 3 bahan yang tidak dianjurkan untuk dicampurkan dengan cairanpemutih pakaian;
1. Cairan pemutih dan ammonia
Ammonia merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat padaproduk pembersih rumah tangga seperti sabun pembersih kaca, pembersih bak mandi, sabun pel lantai, dan larutan pembersih toilet.
Ammonia ini sangat berbahaya jika dicampurkan dengan cairan pemutih pakaian sebab bisa menyebabkan reaksi kimia yang menghasilkan gas beracun bernama kloramin.
Jika gas tersebut terpapar pada manusia bisa mnimbulkan gejala berupa batuk, mual, sesak napas, napas pendek, mata berair, sakit dada, iritasi tenggorokan, hidung dan mata, serta pneumonia dan cairan di paru-paru.
Baca Juga: Bikin Geger Satu Kampung! Pasien Positif Corona Malah Kabur dan Berkeliaran Naik Ojek, Kok Bisa?
2. Cairan pemutih dengan acid/asam
Asam juga sangat berbahaya jika dicampurkan dengan cairanpemutih pakaian.
Dimana asam biasanya terdapat pada produk cuka, pembersih kaca, deterjen, dan sabun cuci piring.
Ketika dua bahan tersebut bercampur maka dapat menghasilkan gas asam klorin yangbahkan pada level rendah dan periode waktu yang singkat dapat menyebabkankerusakan pada kulit, tenggorokan, mata, hidung, dan paru-paru.
Parahnya dalam kadar yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
Selain itu klorin juga dapat diserap melalui kulit, menghasilkan rasa sakit, peradangan, pembengkakan, dan lepuh.
3. Cairan pemutih pakaian dan rubbing alkohol
Umumnya, rubbing alkohol yang dijual di apotek atau toko berkadar 70% hingga 90%, yang artinya memiliki tingkat konsentrasi tinggi.
Dengan begitu rubbing alkohol saja sudah cukup dijadikan sebagai disinfektan.
Nah, karena sudah mengetahui dampak tersebut, sebaiknya dianjurkan untuk tidak membuat disinfektan sendiri di rumah.
Baca Juga: Mahasiswa Malang ini Baru Sadar Terinfeksi Corona Setelah Dinyatakan Sembuh, Kok Bisa?