"Skenario ketiga ini skenario optimis ya, dimana kebijakannya tegas, masyarakat disiplin, bantuan dari pemerintah untuk teman-teman yang bekerja di sektor informal juga baik, tidak ada yang keluar-keluar, itu bisa mencapai puncak pandemi di 16 April 2020 dengan angka 540-an," terang Barry.
Barry menegaskan, dalam skenario ketiga ini, setelah memasuki masa akhir pandemi, kasus positif masih akan muncul dengan peningkatan yang relatif kecil hingga pertengahan Oktober 2020.
"Mei sampai Juni itu masih ada kasus baru tapi penurunannya sudah signifikan jadi kami sebut 'akhir pandemi'," terang Barry.
"Tapi angka total kasusnya masih akan terus naik sampai Oktober, dengan peningkatan kasus baru per harinya sudah relatif kecil terhadap puncak pandemi, artinya harapannya sudah bisa di-handle dengan normal oleh rumah sakit," tambahnya.
Menurut Barry, dalam skenario ketiga ini, akumulasi kasus positif akan mencapai angka 17.000 pada pertengahan Oktober 2020.
"Tinggal nanti kita lihat kebijakan pemerintah seperti apa, data barunya nanti akan terkumpulkan, model ini bisa di-update sampai dengan data-data baru yang dikumpulkan," jelas Barry.
Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi sudah mengeluarkan kebijakan lumayan strategis dalam menangani wabah corona, yaitu diberlakukannya Undang-Undang Darurat Kesehatan.
Bila ini dapat diwujudkan dengan kesadaran masyarakat untuk melaksanakansocial distancingdanphyscial distancing,serta menjaga gaya hidup bersih dan sehat, maka penularan wabah corona dapat diminimalkan.
Tapi kebijakan PSBB memerlukan waktu, apakah efektif atau tidak untuk menghambat penularan corona.
Kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan pada kondisi ini.
BILA PEMERINTAH TAK TEGAS
Hal berbeda dapat terjadi apabila tidak ada kebijakan yang tegas dari pemerintah dalam mengurangi interaksi antarmanusia, sebagaimana yang diprediksi dalam skenario satu.