Baca Juga:Abaikan Imbauan Pemerintah dan Nekat Gelar Resepsi Pernikahan, 37 Tamu Pun Terinfeksi Virus Corona
Tetapi, juru bicara dewan distrik setempat mengatakan Grand Hotel Sonnenbichl merupakan pengecualian, karena tamu dianggap sebagai kelompok orang homogen tunggal tanpa fluktuasi.
Namun, 119 anggota rombongan dilaporkan telah dikirim kembali ke Thailand dengan dugaan telah terkena penyakit pernapasan yang sangat menular.
Berita tentang isolasi diri Vajiralongkorn di sebuah hotel mewah disambut kemarahan oleh puluhan ribu warga Thailand.
Mereka berpotensi dianggap melanggar undang-undang negara itu, karena mengkritik Raja secara online.
Di bawah hukum mereka, siapapun yang menghina atau mengkritik monarki bisa dijatuhi hukuman penjara hingga 15 tahun.
Namun, sebuah tagar berbahasa Thailand yang diterjemahkan menjadi "Mengapa kita membutuhkan seorang raja?" muncul di Twitter.
Postingan itu telah disuarakan sebanyak 1,2 juta kali dalam 24 jam setelah seorang aktivis mengklaim Vijaralongkorn bepergian ke Jerman di tengah pandemi yang masih terus menyebar di seluruh Thailand.
Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengumumkan pada hari Sabtu kemarin, terdapat 109 kasus baru di negara itu sehingga jumlah total infeksi menjadi 1.245 kasus.
Aktivis yang aktif mengkritik monarki Thailand dan undang-undang terkait, Somsak Jeamteerasakul, mengunggah serangkaian konten melalui Facebook yang mengklaim bahwa Vajiralongkorn terbang dari Swiss ke berbagai titik di Jerman sejak awal Maret karena faktor kebosanan.